25.11.07

RANO KARNO


Dari Selebritis Menjadi Politisi

Siapa yang tidak mengenal Rano Karno? 'Anak'-nya Budayawan Betawi terpopuler Benyamin S yang jadi si Tukang Insinyur dalam sinema-elektronik (sinetron) Si Doel Anak Sekolahan (SDAS). Rano Karno memang sosok yang akrab dalam setiap benak masyarakat Indonesia.
Bukan saja tatkala ia memainkan berbagai karakter protagonis di semua sinemanya, juga tatkala ia memilih dan memilah produk yang ia bintang-iklani. Bahkan saat ia 'terjerumus' tatkala akan dijadikan sebagai salah satu calon wakil gubernur saat pilgub DKI Jakarta sesaat lampau.


Sama dengan perannya diberbagai sinema, meski senantiasa menjadi tokoh sentral, karakter yang ia perani belum tentu berakhir dengan happy-ending. Beruntung Rano batal menjadi salah satu cawagub DKI, karena itu bukan tempat sesungguhnya buat Rano. Kebetawian yang kerap ia usung, kerap ia bela, sudah lama tergusur dari Jakarta. Kebetawian yang naif, bersahaja, polos, jujur, ceplas-ceplos dan innocent sudah tidak lagi cocok dengan Jakarta yang porak poranda, sembrawut, gudang intrik, sarang kemacetan dan ranah dari segala kemunafikan (menurut beny-mice dalam langgam jakarta).


Karakter kebetawian justru masih tersisa di daerah-daerah penyangga seperti di Tangerang ini. Di sinilah sosok Rano Karno bisa masih berperan maksimal. Apalagi, Rano adalah salah satu dari sedikit selebritis yang tidak hanya sekadar jual tampang, ia juga dikenal bernas dan cerdas. Berpasangan dengan H. Ismet Iskandar, ia akan menjadi penyeimbang yang pas. Yang satu sosok yang bijak dan sarat dengan pengalaman, sangat intuitif dan mengerti penuh keadaan dan keinginan masyarakat Tangerang. Yang satu anak muda yang cakap, berbudaya, multi-talenta dan disayangi banyak pihak.


Yang dibutuhkan Rano Karno saat ini tentu saja tinggal bagaimana ia bisa memanage dengan baik sebuah perubahan karakter dari seorang selebritis menjadi seorang pemimpin yang handal. Jika itu berhasil ia jalankan, maka sungguh, seperti peran-perannya di berbagai sinema, maka yang baik pasti akan mengalahkan yang jahat. Semoga. ANDRE THERIQA 251107



RANO DI PANGGUNG BUDAYA


Rano Karno lahir di Jakarta pada 8 Oktober 1960. MempunyaI saudara kandung yang juga ikut bermain dalam sinetron seperti Tino Karno dan Suti Karno. Ayahnya Soekarno M. Noer, aktor film legendaries yang telah melakoni lebih dari 68 judul film sebagai pemeran utama. Selain itu pernah bermain lebih dari 20 drama. Sebelum menjadi aktor, ayahnya pernah bekerja di Kantor Pos, Telepon, dan Telegraph. Berkat ketekunan, dedikasi, integritas, dan kemampuannya terpilih menjadi pemeran utama dalam film Gambang Semarang (1955).

Sama hal dengan ayahnya, Rano Karno pun memiliki dedikasi dan integritas dalam melakoni perjalanan hidupnya sebagai aktor. Banyak sudah judul film yang dibintanginya seperti;
Malin Kundang (1971)
Si Doel Anak Betawi (1972)
Lingkaran Setan (1972)
Di Mana Kau Ibu (1973)
Yatim (1973)
Tabah Sampai Akhir (1973)
Si Rano (1973)
Rio Anakku (1974)
Senyum dan Tangis (1974)
Romi dan Juli (1974)
Jangan Biarkan Mereka Lapar (1974)
Perawan Malam (1974)
Ratapan Si Miskin (1974)
Anak Bintang (1974)
Senyum Di Pagi Bulan Desember (1974)
Sebelum Usia 17 (1975)
Tragedi Tante Sexi (1976)
Wajah Tiga Perempuan (1976)
Suci Sang Primadona (1977)
Semau Gue (1977)
Musim Bercinta (1978)
Gita Cinta Dari SMA (1979)
Selamat Tinggal Duka (1979)
Pelajaran Cinta (1979)
Buah Terlarang (1979)
Remaja-ramaja (1979)
Remaja Di Lampu Merah (1979)
Puspa Indah Taman Hati (1980)

Aladin dan Lampu Wasiat (1980)
Kau Tercipta Untukku (1980)
Tempatmu di Sisiku (1980)
Nikmatnya Cinta (1980)
Roman Picisan (1980)
Kisah Cinta Tomi dan Jeri (1980)
Nostalgia Di SMA (1980)
Senyummu Adalah Tangisku (1980)
Selamat Tinggal Duka (1980)
Selamat Tinggal Masa Remaja (1980)
Kembang Semusim (1980)
Yang Kembali Bersemi (1980)
Detik-detik Cinta Menyentuh (1981)
Dalam Lingkaran Cinta (1981)
Bunga Cinta Kasih (1981)
Mawar Cinta Berduri Duka (1981)
Untukmu Ku Serahkan Segalanya (1984)
Asmara di Balik Pintu (1984)
Yang (1984)
Kidung Cinta (1985)
Ranjau-ranjau Cinta (1985)
Tak Ingin Sendiri (1985)
Yang Masih Di Bawah Umur (1985)
Pertunangan (1985)
Anak-anak Malam (1986)
Merangkul Langit (1986)
Opera Jakarta 1986)
Di Dadaku Ada Cinta (1986)
Blauw Bloed m(1986)
Arini, Masih Ada Kereta Yang Lewat (1987)
Macan Kampus (1987)
Bilur-bilur Penyesalan (1987)
Arini II (1988)
Dia Bukan Bayiku (1988)
Sumpah Keramat (1988)
Adikku Kekasihku (1989)
Taksi (1990)
Pagar Ayu (1990)
Suamiku Sayang (1990)
Perasaan Perempuan (1990)
Sejak Cinta Diciptakan (1990)
Taksi Juga (1991)
Sekretaris (1991)
Perawan Metropolitan (1991)
Bernafas Dalam Lumpur (1991)
Kuberikan Segalanya (1992)
Selembut Wajah Anggun (1992)
Kembali Lagi (1993)

Selain itu beberapa sinetron adalah;
Si Doel Anak Sekolahan
Si Doel Anak Gedongan
Gita Cinta Dari SMA
Puspa Indah Taman Hati
Pelangi Di Hatiku
Maha Kasih (episode Putus Asa Itu Dosa)
Jomblo

Selain aktor, Rano Karno juga sebagai produser yang memimpin Production House Karno’s Film. Selain itu juga berwirausaha di bidang kuliner dengan membuka Waroeng Si Doel di kawasan Kafe Taman Semanggi, Sudirman, Jakarta. Pernah pula menjadi nara sumber pada Entrepreneur University, sebuah lembaga pendidikan kewirausahaan pimpinan Purdi E. Chandra – pendiri Pusat Bimbingan Belajar Primagama. Saat ini Rano karno juga beraktivitas sosial sebagai Duta Unicef. HADI HARTONO - GILANG PUBLISHING


SINETRON POLITIK SI DOEL

Si Doel Anak Sekolah (SDAS), sebuah judul sinetron yang kerap ditayangkan beberapa masa yang sudah berlalu sampai tiga episiode. Pemeran utama si Doel dalam sinetron tersebut semua orang tahu, siapa lagi kalau bukan aktor kawakan sekelas Rano Karno. Apalagi buat anak remaja pada tahun 80-an, style Rano Karno dalam film layar lebar kerap kali diikuti dalam keseharian.

Sinetron SDAS sudah habis masa tayangnya. Tetapi alur ceritanya masih melekat dalam benak pamirsa televisi. Bagaimana sosok si Doel sebagai kaum muda intelek tradisional hidup di tengah-tengah masyarakat megapolitan. Si Doel, Bang Doel, dan Tukang Insinyur itulah barangkali sebutan yang akrab di telinga kita. Tua muda, kakek nenek, laki perempuan, bahkan anak-anak kecil pun rela nongkrong di depan televisi hanya untuk sekedar menantikan jam tayang sinetron SDAS.

Selain intelek tradisional, sosok si Doel menggambarkan seorang anak muda yang banyak digandrungi kaum perempuan muda. Termasuk Sarah dan Jaenab yang diperankan masing-masing oleh artis cantik Cornelia Agatha dan Maudy Kusnadi. Penulis tidak tahu bagaimana ending alur ceritanya. Apakah Jaenab atau Sarah yang dipilih sebagai calon isterinya kelak, yang jelas kedua perempuan muda tersebut penuh perhatian dengan harap-harap cemas cintanya tak terbalas. Karena si Doel, dalam sinetron tersebut sangat menghargai perasaan masing-masing.

Kita belum tahu, apakah Karno’s Film sebagai production house yang memproduksi sinetron SDAS - akan melanjutkan babak baru kisah sinetron tersebut. Yang pasti dalam sinetron politik sesungguhnya - pemeran si Doel, Rano Karno pernah mencuat ke permukaan beberapa waktu yang lalu.


Babak Baru Kisah Si Doel

Babak baru di panggung politik yang sesungguhnya, nama si Doel Rano Karno pernah disebut-sebut sebagai salah satu bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta beberapa bulan yang lalu. Kalau pun pada akhirnya, namanya hilang dari percaturan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tersebut. Kini namanya mencuat kembali ke permukaan di panggung politik bertajuk Pilkada Kabupaten Tangerang, Banten – sebagai calon wakil bupati.

Sebanyak 15 pimpinan partai politik sepakat mengusung H. Rano Karno sebagai Calon Wakil Bupati. Rano Karno disandingkan dengan incumbent, H. Ismet Iskandar yang sudah lebih dulu dijagokan sebagai calon Bupati Tangerang oleh koalisi partai-partai bernama Koalisi Benteng Bersatu (Benteng sebutan lain untuk Tangerang). Di hadapan ribuan massa pendukung, pada saat deklarasi pasangan calon hari Jum’at, 28 Oktober 2007. Rano Karno menyatakan siap menanggung resiko politik atas kiprahnya di Pilkada Kabupaten Tangerang. Karena sebelumnya saat sambutan, inchumbent sempat mengingatkan kepada hadirin bahwa kekuasaan dekat dengan terali besi, apabila kurang berhati-hati dalam menjalankan amanah.

Sama halnya dengan si Doel dalam sinetron. Ternyata Rano Karno adalah sosok pemimpin yang sederhana, rendah hati, dan mampu menempatkan diri pada posisinya sebagai calon wakil bupati. Menarik untuk disimak, apa yang disampaikannya pada saat konferensi pers setelah paket pencalonannya didaftarkan oleh partai-partai Koalisi Benteng Bersatu di kantor KPUD Kabupaten Tangerang di Tigaraksa.

Pak Ismet tanpa saya pun berpotensi untuk menang dalam Pilkada - ini hasil survey loh, kata Rano di depan para jurnalis. Kalimat seperti itu menggambarkan betapa sangat rendah hati-nya seorang aktor kawakan. Tidak menunjukan sikap yang berlebihan, sebagai seorang selebritis papan atas - yang tingkat popularitasnya sangat dahsyat dari Sabang sampai Merauke – dari Pamulang sampai desa Cikande (Pamulang- nama kecamatan di sebelah selatan dan desa Cikande-nama desa di ujung sebelah barat Kabupaten Tangerang).

Tanpa mengurangi rasa hormat pada yang lain, kemunculan nama Rano Karno di panggung politik Pilkada Kabupaten Tangerang. Membawa angin segar, yang semoga mampu menyejukan suasana kebatinan yang kian hari semakin memanas. Seperti yang diungkapkan Rano, semua boleh punya keinginan untuk menang- tetapi kemenangan itu harus diraih dengan cara-cara yang sehat.

Selamat berkompetisi! Semoga kedamaian, kesejukan, ketertiban, kejujuran, dan keadilan dapat dijadikan landasan berpijak dalam setiap gerak langkah semua pasangan calon pemimpin daerah. Sebagai negarawan - harus siap menang dan siap kalah.

Siapa pun pemenangnya itulah pilihan rakyat Kabupaten Tangerang. Tidak perlu lagi ada gontok-gontokan di kemudian hari. Demokrasi kita memang sedang belajar. Proses pembelajaran tak mengenal kata berhenti. Begitu pun pembangunan harus berkelanjutan dan berkesinambungan. Pilihan boleh berbeda, tetapi kita semua manusia adalah sama sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Serahkan semua keputusan pada Yang Maha Kuasa. Manusia hanya mampu berikhtiar, ketentuan mutlak sudah digariskan.


Episode Selanjutnya

Semua orang sudah tahu siapa si Doel, anak muda yang ganteng, cerdas, rendah hati, suka menolong, menghargai persahabatan, mampu menjaga perasaan orang lain, dan hormat pada orang yang lebih tua. Sosok ini penulis melihat ada pada diri Rano Karno yang sesungguhnya. Bisa menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat, mana kala Rano Karno, dalam menjalankan aktivitas kampanye tetap melekatkan diri dengan sosok si Doel.

Bawalah oplet tua untuk berkeliling dari kampung ke kampung di seluruh pelosok Benteng. Mintalah do’a sama Mak Enyak, yang sedang menunggu warung. Ajak Jaenab dan Sarah untuk jadi juru kampanye. Bilang sama mas Karyo kalau lagi keliling untuk berdagang jangan lupa sebut nama si Doel 3x supaya warga Benteng terngiang-ngiang sampai hari pencoblosan. Eits….maaf hampir lupa, usahakan Atun dan Mandra jangan ribut terus - bukannya masih saudara sebangsa dan setanah air?

Kita ingin melihat kisah selanjutnya sinetron politik si Doel yang sesungguhnya pada Pilkada Kabupaten Tangerang. Dengan alur cerita yang tentu dipenuhi hiruk pikuk intrik dan sejenisnya, sesuatu hal yang mungkin tidak terelakkan lagi dalam dinamika kehidupan politik praktis. Popularitas dan sosok si Doel yang melekat pada Rano Karno mampukah menyedot perhatian para penggemarnya di bumi Benteng, yang hampir semua orang yang tinggal di Indonesia pernah menonton sinetron si Doel. Kalaupun ada yang belum pernah sekalipun nonton, minimal pernah mendengar judul sinetron tersebut.

Pola kehidupan keluarga si Doel dalam sinetron, sangat akrab dalam kehidupan sebagian besar masyarakat Kabupaten Tangerang. Keluarga sederhana yang strata sosial ekonomi nya sangat pas-pasan. Hanya saja si Doel sempat mengenyam pendidikan tinggi di fakultas tekhnik

Seorang aktor kawakan sekelas Rano Karno, adalah figure yang mampu bermain dalam peran apa saja. Kalau pun yang penulis tahu Rano Karno belum pernah memainkan peran sebagai tokoh antagonis dalam beberapa film layar lebar dan sinetronnya. Tetapi kemampuannya tidak ada seorangpun yang meragukannya. Bukankah dunia ini panggung sandiwara – versi Ahmad Albar Gong 2000- dalam salah satu syair lagunya, ada peran wajar, dan ada peran berpura-pura. Peran seperti itulah yang seringkali kita temukan tidak saja dalam dinamika kehidupan politik praktis, tetapi juda dalam kehidupan keseharian masyarakat.

Lanjutkan cerita sinetron si Doel tapi judulnya dirubah, Si Doel Nyalon Wakil Bupati. Jangan lupa sound track sinetronnya dirubah juga. Si Doel anak Benteng asli, kerjaannya sembahyang mengaji…..dst. HADI HATONO - GILANG PUBLISHING


Tulisan-tulisan Sahabatku Hadi Hartono selanjutnya bisa ditelusuri di http://www.go-hadi.blogspot.com/ atau emailnya hartono.hadi@gmail.com dan tentu saja bukunya yang sebentar lagi terbit. Thanks, Had.


6 komentar:

Anonim mengatakan...

Horas Semburat Jingga,
kangen sih, kapan bikin acara lagi?

Anonim mengatakan...

Bang Andre yang sangat Theriqa,
bagaimana kharbarnya Batman Junior? Kapan bikin agenda yang kayak dulu lagi? Oya, emang studio pindah ke mana ?

Anonim mengatakan...

Arek-arek pabuaran dan sekitarnya amat kehilangan Semburat Jingga, Bang. Anggota BinaBelaBelia selalu bertanya-tanya, kapan Abang kembali lagi ? Please, Bang. Di mana Abang sekarang ? Sehatkah ?

Anonim mengatakan...

Ada yang tak pernah kulupa,
serangkaian kenang-kenangan
yang selalu engkau ucapkan
tatkala kami menangis...
(cuplikan lagu ebiet g ade)

Semburat Jingga adalah istananya kaum lemah dan tertindas, mungkin istana itu kini telah digulung oleh kaum kapitalis, tapi kami percaya, kekuatan Abang akan membangkitkan kami kembali. Selamat Berjuang Abang tersayang, doa kami selalu menyertaimu.

Anonim mengatakan...

Thanks God,
setidaknya ini bisa mengobati kerinduan kami. Tapi yang sering diupdate ya...

OPIE mengatakan...

semburat jingga N andre teriqa: lama gak kedengeran.... bikin rame tangerang lagi yach