27.1.09

Kebo - Cincin - Haram


Ada beberapa cara untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek, dalam beberapa dealek. Yang umum sekarang dipergunakan adalah Gong Xi Fa Chai, dari bahasa mandarin. Ada juga yang menulis: Kung Zi Fat Choi, Sin Cia Ru Ie, Kiong Hi Sin Nien, Sin Nien Cin Fu dan sebagainya, dan seterusnya. Intinya sama saja, selain mengucapkan selamat atas pergantian tahun, selamat datang musim semi, juga berisi doa dan harapan untuk kemakmuran, rezeki dan kebahagiaan bersama di tahun yang akan datang.


Orang Cina, terkenal dengan ilmu dagangnya. Dan hakekat seorang pedagang adalah senantiasa mendoakan para langganannya selalu diberkahi rezeki melimpah, agar mereka tetap memiliki daya beli yang tinggi. Sistem dagang orang Cina berbeda dengan teori ekonomi yang kita pelajari selama ini di bangku sekolah. Mereka sama sekali tidak menganut paham, pengeluaran sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Bagi kaum pedagang Cina, mereka cenderung memilih untung kecil, asal pelanggannya setia. Mungkin itu sebabnya, mereka cenderung sukses, karena tidak mengenal istilah hit and run. Mungkin itu pula sebabnya kita perlu belajar hingga ke negeri Cina.


Satu Ciagwee 2560 tahun ini bertepatan dengan 26 Januari 2009. Rentang sejarah dan kebudayaan yang panjang dari bangsa Cina, menunjukkan pengalaman dan pengamatan mereka yang juga cenderung lebih akurat. Buktinya, pada hari tersebut, terjadi gerhana matahari cincin. Dalam ilmu astronomi, gerhana matahari hanya mungkin terjadi pada permulaan bulan.


Gerhana matahari mendatangkan gambaran bumi yang kelabu. Matahari ambang sore tertutup tepat oleh bulan yang menghalangi kegarangan sinarnya. Dan karena pola edar yang elips, keberadaan bulan yang menjauhi bumi, masih menyisakan cincin surya di bagian lingkar luarnya.


Tahun ini juga tahun kerbau, atau kita lebih lancar dengan menyebutnya kebo. Kerbau diidentikkan sebagai gambaran kerja keras. Kaki menjejak lumpur, punggung terbakar matahari. Barangkali kedua rangkaian tadi mengisyaratkan kekelaman perekonomian dunia yang mensaratkan kita kudu bekerja lebih keras.


Bagaimana tidak ? Sebagian besar orang di sekitar kita memang sedang kerja keras untuk bisa mendapatkan kursi. Mereka juga bukan penganut teori ekonomi yang baku. Buktinya mereka rela mengeluarkan modal yang besar. Memasang muka mereka di mana-mana, di pohon, di tiang listrik-telpon-gardu bersebelahan dengan iklan sedot wc, di rambu-rambu lalulintas. Padahal nanti, di kertas suara, muka mereka tidak akan tampil. Modal besar mereka keluarkan, mungkin dengan harapan akan kembali keuntungan yang besar pula.


Sebagian peserta pemilu itu menjadi bagian dari partai yang menggunakan kerbau atau yang menyerupai kerbau sebagai lambangnya. Mudah-mudahan saja, tahun kerbau memang memberikan peluang lebih pada mereka. Tapi persoalannya, kalaupun mereka mendapat suara lebih, lantas apa arti dan manfaatnya bagi rakyat banyak ?


Dan permulaan tahun baru imlek ini juga 'diperindah' dengan fatwa haram terhadap golput dan rokok bagi anak-anak, remaja, wanita hamil, di muka umum dan pengurus MUI. Duh. Kalau tanpa batasan haram itu, mungkin kita tidak akan pernah lagi menyaksikan siaran langsung sepakbola yang selalu diseponsori oleh perusahaan rokok. Tidak ada lagi panggung pertunjukkan musik. Tidak ada lagi...., ah. Gong Xi Fa Chai. Sin Nien Khwai Le. (maaf kalau salah dalam penulisan dan bahasa yang memang aku tidak kuasai ini, tapi yang jelas doa di hatiku tulus untuk kesejahteraan kamu semua, kok). BATMAN 270109

Inilah Cuplikan Pasal dari Buku yang Heboh Itu


KAMI HANYA MENUNGGANGI OMBAK ITU KE PANTAI
(Tim Weiner: Membongkar Kegagalan CIA hal 329-334)

CIA mengingatkan Gedung Putih bahwa hilangnya pengaruh Amerika di Indonesia akan membuat kemenangan di Vietnam tak berarti. Dinas bekerja keras untuk menemukan pemimpin baru bagi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia itu.

Kemudian, pada tanggal 1 Oktober 1965, sebuah gempa politik pecah di Indonesia, tujuh tahun setelah CIA berusaha menggulingkan Presiden Sukarno. Manuver Sukarno mendekat ke kiri terbukti menjadi kesalahan fatal. Setidaknya lima jenderal dibunuh pada malam itu, termasuk kepala staf angkatan darat. Radio pemerintah mengumumkan bahwa sebuah dewan revolusioner telah mengambil alih kekuasaan untuk melindungi presiden dan bangsa dari CIA.

Stasiun di Jakarta memiliki segelintir kawan di militer atau pemerintah. Yang pasti, stasiun CIA memiliki seorang agen yang punya posisi baik: Adam Malik, mantan Marxis (penganut aliran Karl Marx) berusia 48 tahun yang mengabdi sebagai duta besar Sukarno di Moskow dan menteri perdagangannya.

Setelah terlibat dalam perseteruan permanen dengan presidennya pada tahun 1964, Malik bertemu dengan perwira CIA, Clyde McAvoy, di sebuah tempat rahasia dan aman di Jakarta. McAvoy adalah operator rahasia yang selama satu dekade sebelumnya telah membantu merekrut seorang perdana menteri masa depan bagi Jepang, dan dia datang ke Indonesia dengan tugas meyusup ke dalam PKI dan pemerintahan Sukarno.

“Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik,” ujar McAvoy dalam sebuah wawancara pada tahun 2005. “Dia adalah pejabat Indonesia tertinggi yang pernah kami rekrut.” Seorang kawan mereka telah memperkenalkan mereka, yang menguntungkan bagi McAvoy; perantara itu adalah seorang pengusaha Jepang di Jakarta dan mantan anggota sebuah partai komunis di Jepang. Setelah perekrutan Malik oleh CIA, Dinas mendapat persetujuan untuk meningkatkan program operasi rahasia buat mendorong sebuah baji politis di antara kelompok kiri dan kanan di Indonesia.

CIA berusaha mengonsolidasi sebuah pemerintah bayangan, sebuah kelompok tiga serangkai yang terdiri atas Adam Malik, sultan yang memerintah di Jawa Tengah, dan perwira tinggi angkatan darat berpangkat mayor jenderal bernama Soeharto. Malik memanfaatkan hubungannya dengan CIA untuk mengadakan serangkaian pertemuan rahasia dengan duta besar Amerika yang baru di Indonesia Marshall Green. Sang Duta Besar mengatakan bahwa dia bertemu dengan Adam Malik “di sebuah lokasi rahasia” dan mendapatkan “gambaran yang sangat jelas tentang apa yang dipikirkan Soeharto dan apa yang dipikirkan Malik serta apa yang mereka usulkan untuk dilakukan” buat membebaskan Indonesia dari komunisme melalui gerakan politik baru yang mereka pimpin, yang disebut Kap-Gestapu.

Pada pertengahan bulan Oktober 1965, Malik mengirimkan seorang pembantunya ke kediaman perwira politik senior kedutaan, Bob Martens, yang pernah bertugas di Moskow ketika Malik juga bertugas di sana. Martens menyerahkan kepada utusan Malik itu sebuah daftar yang tidak bersifat rahasia, yang berisi nama 67 pemimpin PKI. Dua minggu kemudian, Duta Besar Green dan kepala stasiun CIA di Jakarta, Hugh Tovar, mulai menerima laporan-laporan dari tangan kedua tentang semua pembunuhan dan kekejian yang terjadi di Jawa Timur dan Jawa Tengah, tempat ribuan orang dibantai oleh begitu banyak kelompok warga sipil atas persetujuan Jenderal Soeharto.

McGeorge Bundy dan saudaranya Bill, memutuskan bahwa Soeharto dan Kap-Gestapu layak mendapat bantuan Amerika. Duta Besar Green, setelah berunding dengan Hugh Tovar, mengirimkan pesan telegram kepada Bill Bundy, yang merekomendasikan pembayaran uang dalam jumlah yang cukup besar kepada Adam Malik:

Ini untuk menegaskan persetujuan saya sebelumnya bahwa kita menyediakan uang tunai sebesar Rp. 50 juta (= $ 10.000) buat Malik untuk membiayai semua kegiatan gerakan Kap-Gestapu. Kelompok aksi yang beranggotakan warga sipil tetapi dibentuk militer ini masih memikul kesulitan yang diakibatkan oleh semua upaya represif yang sedang berlangsung…. Kesediaan kita untuk membantu dia dengan cara ini, menurut saya, akan membuat Malik berpikir bahwa kita setuju dengan peran yang dimainkannya dalam semua kegiatan anti-PKI, dan akan memajukan hubungan kerja sama yang baik antara dia dan angkatan darat. Kemungkinan terdeteksinya atau terungkapnya dukungan kita dalam hal ini sangatlah kecil, sebagaimana setiap operasi “tas hitam” yang telah kita lakukan.

Sebuah gelombang besar kerusuhan mulai meningkat di Indonesia. Jenderal Soeharto dan gerakan Kap-Gestapu telah membunuh begitu banyak orang. Duta Besar Green kemudian memberi tahu Wakil Presiden Hubert H. Humphrey dalam sebuah pembicaraan di kantor wakil presiden di Gedung Capitol bahwa “300.000 sampai 400.000 orang telah dibantai” dalam “sebuah pertumbuhan darah besar-besaran.”

Duta Besar Green mengoreksi perkiraan angka kematian di Indonesia dalam sebuah rapat rahasia Komite Hubungan Luar Negeri Senat. “Saya kira kita harus menaikkan taksiran itu barangkali mendekati angka 500.000,” ujarnya dalam sebuah kesaksian yang dinyatakan deklasifikasi pada bulan Maret 2007. “Tentu saja, tidak ada orang yang tahu pasti. Kita hanya bisa menilainya berdasarkan keadaan semua desa yang telah menjadi sepi.”

Ketua komite itu, Senator J. William Fulbright dari Arkansas, mengajukan pertanyaan berikut dengan sungguh-sungguh dan langsung.

“CIA tidak punya peran apa-apa dalam kudeta itu?”

“Maksud Anda tahun 1958?” ujar Green. Dinas rahasia telah menjalankan kudeta tersebut, tentu saja, dari awal yang buruk dan ceroboh sampai ke akhir yang pahit. “Saya khawatir tidak bisa menjawab,” ukar Duta Besar. “Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi.”

Sesaat yang penuh resiko membangkitkan suasana yang menegangkan yang hampir saja menabrak dan membongkar sebuah operasi yang mendatangkan malapetaka dan membawa konsekuensi yang fatal –tetapi Senator berhenti mengejar pertanyaan itu.

Lebih dari satu juta tahanan politik dipenjarakan oleh rezim baru ini. Beberapa tahanan tetap berada di dalam penjara selama beberapa dasawarsa. Beberapa lagi meninggal di dalam tahanan. Indonesia tetap menjadi pemerintahan diktator militer sampai berakhirnya perang dingin. Konsekuensi dari penindasan itu masih bergema sampai hari ini.

Amerika Serikat telah berupaya menyangkal selama 40 tahun dengan menyatakan tidak punya kaitan apa-apa dengan pembantaian yang dilaksanakan atas nama antikomunisme di Indonesia. “Kami tidak menciptakan ombak-ombak itu,” ujar Marshall Green. “Kami hanya menunggangi ombak-ombak itu ke pantai.” BAT 260109

23.1.09

(Jangan Biarkan) Bara Kebahagiaan Itu Tersiram dan Padam

Alhamdulillah, berkat kerja keras seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat Kabupaten Tangerang serta didukung oleh Departemen Dalam Negeri dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, pada 26 November 2008 terbentuklah daerah otonom baru yang bernama Kota Tangerang Selatan.

Sukacita dan kebahagiaan begitu merebak, mengingat kerja keras yang mendahului terbitnya UU No. 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan melampaui durasi yang panjang, lebih dari tiga tahun lamanya. Sukacita dan kebahagiaan tersebut, terlihat nyata dengan menggemanya puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, ucapan selamat yang begitu marak dan antusias, pesta rakyat, bahkan lebih dari tiga ratus ribu massa tumpah ruah ke jalan saat diadakannya acara Kirab dan GerakJalan Tangerang 65 Km yang merangkai HUT ke-65 Kabupaten Tangerang dan Terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Massa tersebut merentang tidak terputus mulai dari Kecamatan Pamulang hingga ke Kecamatan Tigaraksa, dari sentra Tangsel hingga ke pusat pemerintahan induk.

Sukacita dan kebahagiaan itu juga dilatari kenyataan bahwa Kabupaten Tangerang sebagai daerah induk, terutama dalam hal ini peran seorang Bupati, H. Ismet Iskandar, mengawal dan menghantarkan dari mula hingga terbentuknya daerah otonom baru, mempersiapkan dengan baik hingga ke hal yang sekecil-kecilnya.

Buah karya yang manis ini menjadi sangat logis, mengingat eksistensi tujuh kecamatan yang berada di wilayah selatan Kabupaten Tangerang ini, pada hakekatnya memang telah tumbuh jauh lebih pesat dari daerah manapun di seluruh Provinsi Banten. Sehingga proses kelahirannya pun berjalan dengan begitu alamiah.

Bahkan, Bupati pun merespon dengan baik masukan dari tokoh masyarakat dan alim ulama agar menamai daerah sang cikal bayi tersebut dengan Kota Tangerang Selatan, bukannya Cipasera atau nama salah satu dari tujuh kecamatan yang ada, agar benang merah dan chemistry antara sang jabang bayi dengan induknya tetap terjaga.

Mengingat perjalanan yang terbangun dengan harmonis, penuh kehangatan dan tanpa intrik, Pemerintah Kabupaten Tangerang sebagai induk yang care, pun segera menyiapkan segala keperluan yang terbaik bagi Kota Tangerang Selatan. Dari hibah untuk menjalankan administrasi pemerintahan sebelum memiliki kepala daerah definitif (Kab. Tangerang menyediakan hibah Rp. 30 miliar/2 th, sementara Prov. Banten hanya Rp. 10 miliar/2 th), mempersiapkan aparatur suprastruktural yang handal dan pembagian aset yang berimbang.

Dalam kerangka menjalankan amanah undang-undang (UU No.12 / 2008, UU No. 51 / 2008, PP No. 78 / 2007) maka Bupati Tangerang menyiapkan tiga putra daerah terbaik untuk direkomendasikan sebagai Penjabat Walikota Tangerang Selatan.

Ketiga nama yang telah dipertimbangkan dengan seksama tersebut adalah :

Drs. H. MAS IMAN KUSNANDAR, SH, M.Si, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Sekretaris DPRD dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Sosok yang cerdas ini juga adalah Rektor Unis Tangerang dan Ketua Tim Pembentukan Kota Tangerang Selatan.

Drs. H. BENYAMIN DAVNIE, 'bibit unggul' ini kerap diberi kepercayaan untuk menduduki unit-unit yang strategis. Saat ini sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang. Karena kecakapannya di bidang pemerintahan, sempat dipinang untuk mendampingi H. Triyana Sam'un saat pilkada gubernur Banten lalu.

Drs. HERY HERYANTO, M.Si, Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman. Pejabat yang benar-benar 'dibesarkan' di selatan Tangerang, sehingga paham betul dinamika dan karekteristik wilayah ini. Hery menjadi Camat Serpong saat daerah tersebut sedang berpacu dalam perkembangan yang pesat.

Menilik tiga nama yang dipertimbangkan (amanah Penjelasan UU No. 51 / 2008 ps. 9 ay.2) oleh Bupati Tangerang tersebut, serta merta seluruh elemen dan stakeholder di Tangerang Selatan merespon dengan pernyataan sikap untuk siap mengamankan dan mendukung sepenuhnya kebijakan Bupati tersebut. Siapapun nama dari ketiga putra daerah terbaik tadi yang kelak akan ditetapkan oleh Presiden RI cq. Mendagri sebagai Penjabat Walikota Tangerang Selatan, akan diterima dengan baik oleh pejabat, stakeholder dan masyarakat, terutama alim ulama dan pemuka di Tangerang Selatan.

Ketiga-tiganya di nilai memiliki kecakapan, akuntabilitas, akseptabilitas, track-record dan pengalaman di bidang manajerial tata pemerintahan yang sangat baik untuk memimpin Tangerang Selatan hingga kelak saat sepasang kepala daerah definitif terpilih. Terlebih lagi, nama H. Mas Iman Kusnandar yang sudah sangat melekat di hati masyarakat saat memimpin tim pembentukan daerah otonom ini.

Namun bara kebahagiaan tersebut sepertinya disiram paksa untuk kemudian padam seketika, saat segenap elemen Tangsel mendapat kabar bahwa ketiga nama tersebut tidak berarti apa-apa saat diproses di tingkat provinsi. Bahkan Gubernur beranggapan bahwa dia memiliki hak prerogatif untuk menentukan seorang Pjs. Walikota, yang memprihatinkan, bukan salah satu dari tiga nama di atas.

Sebelum apa yang terencana dan terlaksana dengan baik dan lancar hingga terbentuknya Kota Tangerang Selatan dirusak dengan akhir yang antiklimak, mencederai dan melukai masyarakat Tangerang Selatan, hingga memunculkan potensi konflik dan kemelut yang tak berkesudahan dan melelahkan serta merugikan semua pihak, maka akan sangat bijaksana jika sebelum mengambil keputusan dan menetapkan Penjabat Walikota Tangerang Selatan, Presiden (dan/atau) dalam hal ini, Menteri Dalam Negeri mempertimbangkan dengan seksama proses perjalanan, kaidah undang-undang dan peraturan pemerintah yang terkait, dan yang tak kalah penting adalah aspirasi dan amanat hati nurani masyarakat Tangerang Selatan.

Kewenangan yang diberikan oleh hukum dan konstitusi negara untuk mengangkat dan melantik seorang Penjabat Walikota hanya ada pada Presiden Republik Indonesia cq. Menteri Dalam Negeri. Dalam kasus ini, tidak kita kenal istilah: 'Gubernur memiliki hak prerogatif untuk menentukan Pjs. Walikota' (sebagaimana yang tercetus oleh pejabat Provinsi Banten dalam berbagai kesempatan).

Dalam hal Penjabat Walikota, tidak sertamerta diangkat pula Penjabat Wakil Walikota, sehingga sangat disayangkan ketika muncul pemahaman yang salah kaprah dari serangkaian uangkapan pejabat Provinsi Banten yang menyatakan bahwa bila Penjabat Walikota dari provinsi maka wakilnya akan diambil dari kabupaten.

Seorang Penjabat Walikota Tangerang Selatan seyogianya memahami karekteristik Tangerang Selatan yang dinamika pembangunan dan pertumbuhan sebagai daerah urban sangat progesif, sehingga orang dimaksud harus cakap dalam manajemen tata pemerintahan, akuntabel, cerdas, humanis, rajin, berpengalaman dan dapat diterima oleh segenap lapisan masyarakat Tangerang Selatan. Sebagai daerah yang eksistensinya lebih maju dari daerah lain di Provinsi Banten, Penjabat Walikota Tangerang Selatan harus bisa bekerja keras dengan kualitas dan akurasi tinggi, membawa Tangsel lebih ke depan dan bukannya justru kelak menjadikan Tangsel mundur ke belakang. Karenanya, sosok tersebut sebaiknya tidak berangkat dari seorang pejabat yang semata-mata hanya menangani satu bidang teknis.

Penjabat Walikota Tangerang Selatan juga semestinya bisa bekerjasama dengan Bupati Tangerang; dalam kerangka mewujudkan amanah UU No. 51 / 2008 bab V ps. 13, bahwa Bupati Tangerang bersama Penjabat Walikota Tangerang Selatan menginventarisasi, mengatur serta melaksanakan pemindahan personel, penyerahan aset dan dokumen serta pemberian gaji dan tunjangan sebelum Kota Tangerang Selatan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-nya sendiri. Penjabat Walikota Tangerang Selatan juga berkewajiban melaporkan realisasi penggunaan hibah yang diberikan oleh daerah induk kepada Bupati Tangerang.

Dalam banyak hal, Kota Tangerang Selatan berbeda kondisi dengan Kota Serang. Kota Serang dibentuk saat UU No. 32 / 2004 masih menjadi acuan, sedangkan Kota Tangerang Selatan dibentuk dengan mengacu pada UU No. 12 / 2008. Meski dalam keterbatasan, Kota Serang harus terbentuk karena keberadaannya sebagai ibukota Provinsi Banten. Sementara Kota Tangerang Selatan terbentuk karena berbagai faktor kelebihannya dan dipersiapkan dengan matang dan baik oleh daerah induknya yaitu Kabupaten Tangerang.

Kajian ini dibuat untuk mendudukkan persoalan kembali ke koridornya, di mana kita senantiasa dituntut untuk taat pada asas, hukum dan peraturan perundangan yang berlaku. Tidak satupun dari kita yang rela jika segala hal yang kita persiapkan, rancang, dan ejahwantahkan dengan baik pada awalnya menjadi rusak pada akhirnya. Kita tentu tak ingin keputusan yang kita hasilkan melahirkan gugatan yang berkepanjangan, kecamuk intrik dan konflik bahkan potensi anarkis di belakang hari.

Semoga kajian ini bisa meredakan dan mendinginkan hati dan pikiran kita, terutama Mendagri dalam memberikan yang terbaik bagi seluruh elemen Masyarakat Tangerang Selatan, yang sangat mengidamkan limpahan dan sosok terbaik sebagaimana yang telah dipersiapkan oleh Kabupaten Tangerang.

Semoga Tangerang Selatan tetap dan senantiasa menjadi kebanggaan kita sekalian. Terimakasih.
ANDRETHERIQA 160109

Buku-BukuKu Sepanjang 2008

Sepanjang 2008, aku mengoleksi sejumlah buku yang sebagian besar di antaranya sudah selesai aku baca. Berikut sedikit di antaranya, tercatat tahun ini buku yang kubeli lebih dari seratus, sebagian kecil telah kuhadiahkan sebagai kado untuk beberapa SahabatJiwa yang memang doyan baca. Selengkapnya sedang kupikirkan untuk kubuatkan ruang khusus untuk menampilkan gambar dan sinopsis atau ulasan dari masing-masing buku tersebut. Punya ide, sebaiknya aku buat di mana ya, kamar baca tersebut ?



3.1.09

Selamat Tahun Baru

Almanak Masehi dan Hijriah mengarungi hitungan barunya hanya berjarak sejari tangan. Betapapun, penanggalan hanyalah sebuah konsensus dalam menghitung waktu. Yang lebih penting bukan pergantian tahun, tapi bagaimana kita menyikapi dan memanfaatkan waktu yang ada, yang tersedia, yang masih tersisa.

Desember ini, saya mengalami banyak hal. Dari yang menggemberikan. Di antaranya memberikan ucapan selamat ulang tahun pada berturut-turut: Hurul, Puspitasari Retno Utami, Sarah, Dessy Retno Pamungkas, Ahmed Zaki Zulkarnaen Iskandar, Haji Muhammad Komaruddin, Hajjah Zaenab Nathalia Soares, Haji Soma Atmaja. Bahkan saya pun dilahirkan di bulan penuh kenangan dan harapan ini.

Terimakasih kepada segenap HandaiTaulan SemburatJingga dan para SahabatJiwa yang telah berkenan memberikan selamat dan doa tulus atas hari jadiku kemarin yang dipestakan oleh kawan-kawan dengan menggelar CitraRaya Open Tournament 2008. Thanks Frans, Ade, Isno, Kang Uding, Pak Satim, Kang Imam Kusnandar, Kang Rudy Maesal, Kang Toto Sudarto, Kang Arsyad Hussein, Kang Arsid, Kang Agus Suryana, Kang Mohan Mehra, Kang Gani, Kang Sopiyan Sori, Bu Rita, Kang Soebardi T. Sentono, dan teman-teman lainnya. Terutama sekali atas limpahan perhatian dari Ayahanda dan Bunda Ismet Iskandar serta ucapan dari Kang Rano Karno. Teman-teman artis dan komedian seperti Zoko Dewo, Memed Mini, Ninik, Didik, Narji Cagur, Eko Patrio, dan lain-lain.
Desember ini, kami Komite Olahraga dan Disporabudpar Kabupaten Tangerang juga menyampaikan penghargaan dan sebentuk curahan terimakasih kepada segenap atlet baik yang berangkat ke PON XVII Kaltim, maupun yang masih mengikuti event olahraga tingkat pelajar. Keseluruhan atlet yang menerima bonus dan beasiswa sekitar 600 oraang. Terimakasih dan selamat berjuang lagi adik-adikku.
Ada juga duka yang menghampiri. Tanggal 17 Desember, saat sedang makan siang bersama dengan Kadisporabudpar setelah membuka Kejuaraan Bola Voli Bupati Cup III di Kompleks Batan Indah, pintu mobilku di bobol maling saat parkir di Pecel Madiun Serpong. Tas kesayanganku raib bersama isi-isinya. Duh...!!!
Duka nestapa juga menghampiri H. Nanang Komara, Sekretaris Kabupaten Tangerang yang ditinggal sang Ibunda dan H. Edi Rustan, Kepala Seksi Kesenian Disporabudpar yang ditinggal sang istri tercinta untuk selama-lamanya. Semoga kedua almarhumah mendapat tempat terindah di sisi Allah swt, sebagaimana curahan kasih mereka kepada keluarga semasa hidupnya.

Dan, pada 23 Desember, SemburatJingga pun menyapa HandaiTaulan dan para SahabatJiwa langsung di spot di median jalan raya serpong. Himbauan khas Sang SemburatJingga akan senantiasa mengingatkan kita semua agar:
SELAMATKANLAH ANAK-ANAK INDONESIA NISCAYA KELAK MEREKALAH YANG AKAN MENYELAMATKAN INDONESIA.

Selamat Hari Ibu:
Ibu yang Sehat akan Melahirkan Generasi yang Kuat.

Selamat Tahun Baru 1430 H dan 2009 M. Semoga kesuksesan, kesehatan dan kebahagiaan senantiasa tercurah atas kita semua. Sudah masanya kita kian cinta pada sesama sebagaimana Allah pun tetap sayang pada kita. Goodluck n GBU. BATMAN 010109