31.1.08

Kemusuk - Kemusu


Kemarin, saya seharian beristirahat dari segala rutinitas saya, yang mulai tampak agak 'liar' semenjak persiapan Pilkada, persiapan verifikasi parpol dan persiapan PON di Kalimantan Timur. Malam sebelumnya, saya sengaja mengkhusukkan diri dalam kontemplasi yang mulai jarang bisa saya lakukan setahun-dua terakhir ini.

Saya sengaja mengambil waktu kontemplasi bertepatan dengan malam ketiga meninggalnya Presiden ke-2 Republik Indonesia, Almarhum Jenderal Besar Purnawirawan Haji Muhammad Soeharto, demikian nama lengkapnya kini. Dalam kontemplasi, selain saya tetap mendoakan kesejahteraan dan kesentosaan Pak Harto di alam barunya, saya juga beroleh banyak hal yang selama ini absurd di pandangan saya. Tapi catatan berikut ini, sebagian besar tidak ada kaitannya dengan kontemplasi tersebut.

Hampir seluruh media massa gegap gempita meliput habis-habisan peristiwa yang berkaitan dengan Pak Harto, mengenai kasus-kasus yang disangkutkan kepada almarhum, terutama tatkala beliau sakit hingga wafatnya. Tapi jika diperhatikan, alangkah menyedihkan bahasa yang menyertai sebagian besar pemberitaan itu, bahkan ketika perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga terkemuka memasang iklan duka cita.

Berbeda dengan Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno, Pak Harto lebih merasa enjoy dengan penulisan namanya dengan ejaan Soewandi, yaitu Soeharto. Bung Karno pada masa-masa terakhirnya, mempublikasi semua tulisannya dengan menggunakan ejaan Malindo, Sukarno, meski dua tahun terakhir pemerintahannya ia melancarkan Ganyang Malaysia.

Pak Harto adalah Presiden ke-2 Republik Indonesia, dan bukan Presiden Republik Indonesia ke-2. Karena Republik Indonesia masih tetap satu sampai saat ini.

Pak Harto juga bukan mantan Presiden ke-2 Republik Indonesia apalagi mantan Presiden Republik Indonesia ke-2. Karena setelah Pak Harto, tidak ada presiden ke-2 Republik Indonesia yang lebih baru, apalagi yang menggantikan Pak Harto sebagai presiden Republik Indonesia ke-2.

Pak Harto bukanlah RI-2, meskipun memang benar beliau adalah mantan Presiden Republik Indonesia, karena setelah beliau lengser keprabon, berturut-turut muncul presiden-presiden yang lebih baru yang menggantikan beliau dalam singgasana sebagai RI-1, yaitu: Prof. Dr. Eng. BJ. Habibie, KH. Abdurrachman Wahid, Hj. Megawati Soekarnoputri (penulisan Soekarnoputri pada Megawati berbeda dengan penulisan pada Guruh Sukarno Putra, padahal mereka berasal dari Ayahbunda yang sama, itulah uniknya Indonesia) dan Dr. H. Soesilo Bambang Yudhoyono (yang tidak pernah bersedia mencantumkan dirinya sebagai Jenderal Purnawirawan).

Sedangkan RI-2 lazimnya adalah sebutan bagi seseorang yang menjabat sebagai wakil presiden. Pak Harto sebagai RI-1 pernah memiliki RI-2 berturut-turut sebagai berikut: Sri Sultan Hamengkubuwono IX (1973), Adam Malik (1978), Umar Wirahadikusumah (1983), Sudharmono (1988), Try Sutrisno (1993), dan BJ. Habibie (1998). Sementara hingga saat ini baru ada dua RI-2 yang kemudian menjadi RI-1, yaitu BJ. Habibie dan Megawati Soekarnoputri.

Catatan sederhana di atas, adalah sebagian usaha saya untuk mengingatkan kepada kita semua, betapa untuk hal yang sepele dan sederhana, yang ada kaitannya dengan bahasa resmi kenegaraan yang kita pergunakan sehari-hari saja kita sering keliru, apalagi jika kita harus menyelami segala sifat, watak dan karakter manusia. Juga bagaimana kita jadi suka begitu sok tahu untuk menjadi hakim terhadap peristiwa-peristiwa yang sama sekali tidak kita alami secara langsung.

Kadang kita begitu mudah terprovokasi, bahkan ada kecenderungan kita suka menjadikan diri kita sebagai provokator, padahal esensi persoalan kadang tidak kita mengerti sama sekali.

Salah satu contoh yang paling aktual adalah tuduhan terhadap Pak Harto dari korban penembakan Trisakti. Secara politis, penembakan terhadap mahasiswa yang kemudian mengobarkan kemarahan massa secara kolosal itu merugikan Pak Harto, bagaimana mungkin jika Pak Harto dituduh bertanggungjawab terhadap penembakan tersebut. Peristiwa tuduhan itu sama saja dengan yang dialami oleh Bung Karno, sangat tidak logis jika Bung Karno dinyatakan sebagai dalang atau pihak yang mengetahui sebuah gerakan kudeta yang bermaksud menggulingkan pemerintahan dan kekuasaannya pada tahun 1965.

Ada kesamaan akhir kekuasaan Pak Harto dengan Bung Karno, dan inilah yang membuat kemudian saya menghargai keduanya.

Bung Karno dengan 'legowo' menyerahkan kekuasaannya kepada Pak Harto di saat ia merasa bahwa sudah tidak ada lagi waktu baginya untuk mempertahankan kekuasaan, padahal ia bisa saja bersikeras dengan kekuatan militer yang sebagian dari tiga angkatan masih memihaknya. Pak Harto juga demikian, ia sangat mungkin mengerahkan kekuatan militer yang sebagian besar ia besarkan dan masih sangat loyal padanya. Tapi kedua mantan presiden tersebut justru menukjukkan kenegarawanan mereka untuk memilih mandeg pandhito dengan tidak melakukan perlawanan berdarah.

Ada satu lagi kemiripan yang saya catat. Saat melantik Pak Harto sebagai Penjabat Presiden pada 12 Maret 1967 di hadapan MPRS, Bung Karno melakukan dengan tegar, penuh wibawa dan diakhiri dengan menjabat tangan penggantinya itu dengan senyum dan mengganggukkan kepala, pertanda bahwa Bung Karno mulai detik itu sudah menjadi rakyat biasa yang memberikan hormat kepada presidennya.

Pada 21 Mei 1998, di Istana Negara, Pak Harto pun menyampaikan pidato pengunduran dirinya dengan tegar untuk kemudian menyerahkan kepemimpinannya kepada BJ Habibie. Sebelum beliau meninggalkan Istana untuk menuju ke kediaman pribadinya di Cendana bersama Siti Hadianti Rumana dan Saadilah Moersyid, Pak Harto juga menyalami Habibie dengan senyum khasnya dan kemudian menganggukkan kepala sebagai tanda penghormatan dari seorang rakyat biasa kepada presidennya.

Dalam kehidupan manusia, selalu terdapat dua sisi yang saling bertolakbelakang namun senantiasa menyertai. Ada sisi positif, dan ada sisi negatif. Seluruh pemimpin di muka bumi juga seperti itu. Bahkan pemimpin spritual semacam Paus bagi umat Katolik di dalam lingkaran yang begitu sakral seperti Vatikan juga tidak urung dipenuhi dengan kontroversial.

JF Keneddy, presiden muda AS yang cuma tiga setengah tahun menjabat, kecerdasan dan popularitasnya tidak pernah sanggup menghindarkan dirinya dari gunjang-ganjing kehidupan pribadinya baik dengan istrinya Jacqueline yang kelak menikah dengan Onassis ataupun gossip kedekatannya dengan dan yang menyertai kematian Marylin Monroe. Semangatnya untuk mengembangkan pengetahuan antariksa ketika itu juga kemudian diragukan apakah gambar Neil Amstrong menjejakkan kaki di bulan adalah foto asli atau cuma montage.

Habibie, si jenius kecil didikan Pak Harto, pun tak luput dari kontroversi. Waktu yang cuma setahun kedudukannya sebagai RI-1 dicederai dengan lepasnya Timor Timur menjadi negara Timor Leste. Orang pun meragukan kepintaran Habibie dengan keputusan yang dianggap sangat tidak smart itu. Apalagi tatkala orang mengaitkan dengan pesawat-pesawat buatan IPTN yang cuma dibarter dengan ketan dan kedelai oleh negara lain.

Kontroversi tentang Bung Karno, ditulis lebih dari seratus buku, mulai dari yang dicetak dengan art-paper dan hard-cover sampai yang dijual dengan pola stensilan dan fotokopian. Mulai dari kisah Bu Inggit hingga pidato pamungkas yang bertitel Nawaksara. Saya sendiri memiliki lebih dari 50 buku yang ditulis oleh dan tentang Bung Karno.

Nah, apalagi tentang Pak Harto. Cerita tentang beliau belum tentu akan berakhir sepanjang dasa warsa ini. Hal tersebut akan sangat bergantung dengan perkembangan politik di negeri kita. Kontroversi semacam itu pasti akan terus berlanjut, baik oleh orang yang mengenalnya atau oleh orang-orang yang merasa, mengaku-aku mengenalnya. Oleh mereka yang memang mengetahui persoalan dan kejadian yang berlangsung, atau oleh mereka-mereka yang merasa tahu, berlagak tahu, sok tahu. Oleh mereka yang pernah dibesarkan oleh Pak Harto atau yang membesarkan diri dengan membonceng nama Pak Harto. Oleh orang yang memuja atau pun mereka yang mencacinya.

Sekali lagi, sejarah bukanlah apa yang telah terjadi. Sejarah lebih cenderung kepada apa yang sudah terlanjur tertulis, atau yang sengaja ditulis.

Banyak hal yang terjadi di republik ini, berlangsung sesuai dengan skenario yang sudah dirancang. Meski kadang, skenario itu terasa kasar dan sangat memuakkan. Seperti contoh, skenario yang dipaksakan untuk disutradarai oleh seorang sineas besar sekaliber Almarhum Arifin C. Noor, Pemberantasan (atau Pemberontakan?) G30S/PKI. Masak ada tentara yang bergerak pagi-pagi ke rumah Pangad (istilah ketika itu: Panglima Angkatan Darat) yang tidak mengenali wajah populis komandannya sendiri, AH. Nasution, sehingga harus salah menangkap Kapten (anumerta) Pierre Tendean?

Ah..., kontroversi tentang hal yang baik dan kenangan tentang keburukan memang adalah sebuah drama dunia. Tengoklah bagaimana orang-orang di Desa Kemusuk mengenang tempat lahir dan masa kecil Pak Harto. Bandingkan dengan masyarakat di Desa Kemusu yang seluruh desanya berubah menjadi Waduk Kedung Ombo. Apakah kita juga akan menjeratkan diri dalam kebiasaan yang sudah laten bangsa ini. Kedua desa yang berjarak tidak lebih dari seratus kilometer, yang lafalnya nyaris serupa, yang penulisannya hanya dibedakan dengan sebuah huruf 'k', tetapi memiliki pandangan dan kenangan yang sangat bertolak belakang terhadap satu sosok yang sama, HM. Soeharto.

Jika kita ingin membangun bangsa ini lebih dari yang ada sekarang ke depan, mulailah menatap tantangan-tantangan dengan lantang yang terhampar di hadapan, bukan sekadar mahir mengorek apa yang sudah terlanjur menjadi borok di belakang.

Anak bangsa yang akan membawa bangsa ini maju, bukanlah kanak-kanak yang hanya bisa memperolok pemimpinnya, menghujat kesana-kemari, mempersalahkan sejarah. Anak bangsa harapan Ibu Pertiwi, adalah mereka yang berjiwa besar, ksatria, yang tahu benar bagaimana membesarkan negeri ini, menjunjung tinggi martabat bangsa dengan tetap memperlihatkan pada dunia, bahwa negeri ini penuh dengan putra-putra bangsa yang terbaik, yang memahami kebesaran pendahulunya, yang menyimak kesalahan mereka untuk diperbaiki dengan cerdas dan bijak. Meminjam sedikit istilah Pak Harto, Mikul Dhuwur Mendham Jero.

Karena sesungguhnya, orang-orang besar bukanlah orang-orang yang merasa dirinya besar, tapi adalah orang-orang yang bisa membesarkan orang lain. ANDRETHERIQA 310108


CATATAN : PERLUAS JELAJAHMU TENTANG KEMUSUK, KEMUSU DAN PIDATO TERAKHIR HM. SOEHARTO DISINI.


28.1.08

Condeleren: HM. Soeharto


SEJARAH BUKANLAH APA YANG TELAH TERJADI
SEJARAH ADALAH APA YANG TELAH DITULISKAN


Ahad ini alam terlampau tenang
tidak ada pertanda yang mengguncang
tanpa gejala yang membuat tercengang

Tiada pohon beringin di alun-alun dan pekarangan yang tumbang
tiada riak besar pasang gelombang
tiada pekat gemulung gemawan
tiada hentakan liar lahar menyeruak kepundan
bahkan semilir angin pun hanya mengalun perlahan

adakah tanda-tanda itu pun telah enggan memberi kabar
ketika kita tak lagi antusias memahami makna yang terkibar

pukul satu lewat sembilan menit empat puluh delapan detik
saat sebuah detak nadi berhenti menggelitik

siang itu maha berita bersebar
menjawab gundah lara yang tidak lagi mampu tuk bersabar
meski tanpa ingar bingar

Selamat jalan duhai sang Bapak
tempuhi langkahmu dalam hening tanpa tepuk tiada sorak
dipayungi berlaksa doa takjim berserak
diiringi debat kusir yang terus memuncak

bersalahkah
berjasakah
adakah engkau pahlawan
bukankah engkau pecundang
diampunkan
dihujatkan

pukul duabelas lewat sebelas menit empat puluh delapan detik
saat jasadmu menuruni bumi di tengah terik
(bukankah pesanmu ingin dikebumikan sebelum dzuhur?)
di sana, di astana giribangun kini engkau bersemayam tenang
ditemani jasad isteri tercinta yang sudah mendahuluimu duabelas tahun berselang
di lereng lawu di karang anyar
bahtera itu telah siap berlayar
dan kalaupun engkau masih gemar memancing
ada didekatmu gajah mungkur sebelum kering

di sana ribuan pelayat telah berdatangan
di sana ribuan rakyat kecil akan memetik harapan

di sini jutaan mulut masih bersuara
di sini jutaan wacana coba mencari makna
di sini jutaan diri melekatkan nama

bersalahkah
berjasakah
pahlawankah
pecundangkah

maafkanlah...

ANDRETHERIQA 280108

OBITUARI PRESIDEN KE-2 RI ALMARHUM HM. SOEHARTO BACA DISINI

26.1.08

Hasil Final Pilkada Kabupaten Tangerang


Pagi hingga siang hari ini, Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Tangerang, menggelar rapat pleno penghitungan suara atas hasil Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tangerang yang sudah dilaksanakan pada 20 Januari 2008 lalu.

Menggunakan Gedung Serba Guna, Kompleks Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa, pleno yang dipimpin oleh Jamaludin, S.Ag, Ketua KPUD Kabupaten Tangerang tersebut berjalan relatif kondusif. Hanya beberapa interupsi dari pihak PKS yang menghambat kelancaran rapat tersebut.

Kelompok massa dari tim sukses pasangan yang kalah dalam perhitungan quick-count yang disinyalir hendak mengacaukan pleno KPUD dan merusak luapan kegembiraan tim yang menang, nyatanya tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki. Antisipasi aparat yang sudah dilakukan semenjak satu dua hari ini, terbukti efektif mencegah terjadinya anarkisme.

Di lain pihak, pernyataan legowo dan bisa menerima hasil Pilkada yang dilontarkan oleh Usamah, Habib Ali Alwi dan Airin Rachmi Diani, juga sedikit banyak turut mendinginkan suasana.

Akhirnya, pleno KPUD ditutup dengan hasil final penghitungan suara sebagai berikut:
Pasangan Ismet-Rano memperoleh 826.534 suara
Pasangan Usamah-Habib dengan 66.215 suara, dan
Pasangan Jazuli-Airin sejumlah 575.485 suara
serta sebanyak 34.814 suara yang dinyatakan tidak sah.

Sayangnya, di akhir episode yang telah berlangsung dengan baik, lancar, tertib dan sentosa itu masih tetap diwarnai dengan gaya kelompok kontestan no. 3 yang tidak bersedia menandatangani hasil pleno KPUD Kabupaten Tangerang itu.

Sekali lagi, selamat berjuang kepada H. Ismet Iskandar dan H. Rano Karno. Jawablah segala keraguan pihak yang sumbang, tatkala masa kampanye itu dengan hasil yang nyata. Balaslah cinta yang ditunjukkan oleh rakyat itu, dengan cinta pula. Semoga segalanya kelak akan berjalan dengan sentosa, sesuai dengan harapan kita semua. THERIQA 260108

Merampok Mobil dengan Telur


Belum ada sepekan ini, saya menerima sebuah email dari SahabatJiwa, A. Latief, seorang eksekutif muda di Astra, yang mengisahkan ada kejadian buruk yang menimpa temannya, yaitu perampokan di jalan raya dengan modus operandi baru, melemparkan telur ke kaca depan mobil yang sedang bergerak.

Kemarin, dalam berbagai perbincangan, rekan-rekan saya yang bertugas di Polda Metro Jaya, membenarkan informasi tersebut, dan mengingatkan agar pengemudi kendaraan roda empat, terutama di malam hari agar lebih berhati-hati. Tercatat sudah lebih dari lima kejadian yang dilaporkan, terkait kasus dengan pola operasi pelemparan telur tersebut.

Saya coba tampilkan di sini, email dari A. Latief, agar HandaiTaulan dan SahabatJiwa dapat menelaah kejadian semacam itu dan kemudian melakukan tindakan antisipatif terhadapnya. Sampaikan juga informasi ini kepada rekan-rekan yang lain.

Berikut ini sebuah kejadian buruk (musibah) yang dialami oleh seorang teman beserta 2 orang karyawannya pada 2 minggu yang lalu disalah satu wilayah Jakarta. Sebagian perampok melemparkan beberapa butir telur ke kaca depan kendaraan calon korban, bertujuan agar si pengemudi kendaraan memperlambat laju kendaraannya dan mengaktifkan/menghidupkan wiper kaca mobil kendaraan. Harapan mereka, pengemudi dengan mengaktifkan/menghidupkan wiper agar pecahan telur/kotoran dapat hilang/bersih, akan tetapi karena daya lengket telor yang pecah di kaca depan mobil justru malah menjadi rata dan menghalangi pandangan pengemudi, lalu pengemudi segera menghentikan kendaraannya. Di luar dugaan pengemudi, sebagian perampok sudah berdiri beberapa meter di depan kendaraan dan siap merampas kendaraan, tidak menutup kemungkinan nyawa penumpang kendaraan pun bisa dirampas jika dipandang perlu.

Bila modus pelemparan telur ini terjadi pada anda maka tindakan yang saya sarankan adalah:
1. Bila kendaraan sedang melaju kencang perlu kiranya mengurangi kecepatan namun kendaraan tetap berjalan (jangan terlalu pelan apalagi berhenti).

2. Jangan menghidupkan/mengaktifkan wiper agar pecahan telur tidak merata, usahakan tetap dapat melihat kedepan dengan memanfaatkan celah-celah pecahan telur yang menempel di kaca depan mobil.

3. Dapat menghentikan kendaraan untuk membersihkan kotoran/pecahan telur hanya bila sudah menemukan tempat yang diyakini AMAN (daerah yang cukup ramai/dekat kantor Polisi/daerah aman lainnya).

24.1.08

Blokir Situs Porno Demi Moralitas Anak Bangsa


Dengan motto: berkarya dan terus berkarya. Berhasil di dunia, bahagia di akhirat, Ahlul Faradish Resha berhasil menciptakan sebuah software site blocker. Software ini dibuat untuk memblok situs-situs porno yang menurutnya telah menggerogoti moral pemuda bangsa. Di usianya yang masih muda, Uul -- panggilan kecil Ahlul -- telah meraih berbagai prestasi di bidang teknologi. Buktinya, software site blocker ini termasuk sepuluh nominator dan mendapatkan anugerah penghargaan Youth National Science and Technology dalam Festival Pemuda Berprestasi 2006 Bidang Iptek berbasis Imtaq yang diselenggarakan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.

Berikut petikan obrolan dengan anak muda kelahiran Payakumbuh, 8 Juni 1985 ini, yang disarikan dari sebuah email yang barusan saya terima pagi ini.

Apa sih yang menginspirasikan kamu membuat software site blocker?

Sebenarnya sebelum software ini lahir, ada temen yang ngomong "bisa gak bikin software untuk ngeblokir situs porno?" Nah, waktu itu saya langsung bilang, ya. Karena pada prinsipnya jika kita percaya pada kemampuan kita, insya Allah kita akan tahu kita bisa.

Hal yang terpenting di sini sebenarnya adalah permasalahan yang kita hadapi saat ini, khususnya pada perkembangan teknologi informasi. Perkembangaan tanpa batas dan aturan malah membawa dampak buruk, dan salah satunya adalah masalah pornografi.

Menurut sebuah lembaga peneliti di Amerika, transaksi yang terjadi di Internet Amerika 85 % lebih adalah transaksi seks, baik itu transaksi penjualan foto, video, bahkan objek seks itu sendiri. Nah, di Indonesia, jika diamati perkembangannya juga tidak kalah cepat. Saat ini semua sudah terlibat, mulai dari bapak-bapak kita diperkantoran sampai anak SD yang mencoba dan ingin tahu tentang hal-hal tersebut. Tidak diragukan lagi moral bangsa ke depan tengah terancam saat ini.

Melakukan pemblokiran secara langsung terhadap sumber-sumber informasi pornografi tentu saja butuh sebuah proses. Apalagi peraturan negara yang berbeda-beda tentang masalah pornografi tentu saja juga menjadi kendala terbesar bagi kita saat ini. Tapi ingat bagi Allah tidak ada kendala, cuma kita juga harus berusaha untuk memerangi kebathilan ini.

Berdasarkan permasalahan di atas maka hal yang memungkinkan untuk segera kita lakukan adalah melakukan pemblokiran langsung terhadap akses ke situs tersebut. Untuk mencoba mengantisipasi masalah di atas maka lahirlah Site Bloker, dengan harapan bisa menyelamatkan moral pemuda Indonesia khususnya, dan para pemakai fasilitas Internet dari dampak pornografi yang makin menghawatirkan ini.

Bisa dijelaskan proses blocking website itu?

Kebanyakan orang mengira saya melakukan pemblokiran berdasarkan kata atau gambar pada sebuah website, jika digolongkan tidak baik maka akan diblokir. Nah padahal bukan demikian. Lebih dari itu, program ini akan memblokir secara langsung dari isi keseluruhan sebuah situs yang dianggap mengandung informasi negatif. Sedangkan data situsnya tentu saja sudah dimasukkan kedalam program Site Blocker tersebut. Dengan demikian, walaupun file situs yang diblokir diakses dari situs lain insya Allah juga tidak akan bisa di akses.

Itu kerjanya gimana yah?

Waktu kemarin ditanyai para profesor yang jadi juri bahkan sampai Menristek pun nanya yang sama. Tapi herannya malah kelihatan Bapak-bapak itu rupanya tidak mengetahui cara kerjanya. Kelihatan kalo memang bukan di bidangnya.

Software ini bekerja memanfaatkan Sistem Operasi sendiri. Itu lho yang di sebut sistem operasi itu seperti Windows98, WindowsXP, Linux, Max OS dan lain-lain. Ada sebuah file yang menjadi referensi bagi sebuah komputer untuk mengakses sebuah situs. Nah dengan mempermainkan file tersebut jadilah Site Blokcer tersebut. Bagi sobat yang sudah belajar teknologi informasi coba cari referensi tentang file hosts di sistem operasi.

Kenapa kamu tertarik dengan dunia teknologi?

Nah ini pertanyaan yang bagus. Kenapa? Sebenarnya sangat mudah dijawab, saya suka teknologi karena itu bagian ilmu. Mempelajari sebuah ilmu apalagi itu kita sukai adalah sesuatu yang menyenangkan.

Lebih tepat jika di sebut Teknologi Informasi. Yap, saya lebih fokus pada teknologi informasi. Hal yang membuat saya menyenangi teknologi tersebut adalah karena perkembangannya yang begitu pesat. Di samping itu dengan bekal jiwa teknik dari orang tua juga sangat menginspirasi saya untuk selalu bekerja dan berinovasi di bidang teknologi dan informasi.

Waktu kecil kamu memang suka teknologi?

Mmmm, gak juga. Dulu malah waktu kecil cita-cita saya masuk ITB, tapi sekarang malah nyantol di UGM. Hal ini dikarenakan pada masa kecil saya lebih tertarik dengan dunia elektronika. Malah ketika masa-masa SMP saya masih belum berkenalan dengan namanya komputer.

Kabarnya kamu juga punya perusahaan sendiri yang bergerak di bidang IT?

Alhamdulillah, memang saya saat ini sudah mempunyai sebuah perusahaan yang sudah dalam bentuk CV. Saya bangga lho karena ini dari hasil kerja sendiri. Perusahaan ini saya kosentrasikan sebagai IT Developer. Nah dengan demikian ya bisa ditebak garapan kami ya gak jauh dari lingkungan Teknologi Informasi.

Perusahaan keroyokan atau milik sendiri?

Untuk saat ini masih sendiri. Cuma untuk membantu operasional saya mengajak Marketing Freelance untuk bekerjasama guna mencari klien. Soalnya kalau bekerja sendiri tidak akan sanggup apalagi dengan perkembangan yang terjadi.

Yang menginspirasikan kamu membuat perusahaan IT ini apa?

Nah di sini nih yang harus menjadi suatu bahan renungan bagi kita selaku umat muslim. Kenapa saya memilih perusahaan IT, ya karena di sanalah saya bisa berbuat lebih banyak dan maksimal. Namun pada hakikatnya yang saya bangun saat ini adalah pondasi ekonomi selaku seorang muslim yang tidak ingin dianggap sebagai komunitas miskin lagi. Salah satu keinginan saya di masa depan adalah menjadi seorang muslim yang kuat secara ekonomi dan bisa menjadi donatur dakwah ke depan. Dan selagi kita berpikiran bisa, InsyaAllah semua itu akan terkabul.

Sejauh ini klien kamu sudah berapa banyak?

Kalau klien, alhamdulillah yang tercatat udah ratusan, dan untuk yang tidak tercatat mungkin jutaan orang. Yap, klien terbanyak adalah klien software antivirus saya. Mungkin sobat semua masih kenal dengan Shampoo Anti Brontok itu merupakan generasi awal antivirus yang pernah saya buat.

Kamu aktif di organisasi apa sekarang?

Jadi malu nih. Kalau ditanya organisasi tidak ada. Tapi jangan bilang lho kalau organisasi itu tidak penting, justru malah teman-teman saya satu kontrakan itu pada menjadi pimpinan aktivis kampus semua. Mungkin hal ini wajar menurut saya. Karena kita harus berbagi waktu, kita harus menyebar ke seluruh segi dan lini kehidupan, nah di sanalah insya Allah kita akan kuat.

Kamu kan masih muda, masih kuliah pula, bagaimana cara kamu membagi waktu antara bisnis, kuliah, dan organisasi (kalau aktif di organisasi)?

Jawabannya sederhana, bagilah semua waktu menurut prioritas kegiatannya. Dan jangan biasakan memikirkan sesuatu untuk jangka pendek saja. Berpikirlah jauh ke depan, sehingga insya Allah kita akan tahu bagaimana cara membagi waktu untuk kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan.

Pesan Buat Pembaca Blog ini ?

Kalau boleh titip pesan, saya cuma mau bilang, janganlah kita hanya bercita-cita untuk mengejar sesuatu ketertinggalan, karena sungguh hal tersebut akan membuat kita terus tertinggal. Lakukanlah yang terbaik, dan teruslah berinovasi. Selalu fokus terhadap suatu keinginan kita. Jangan mudah dipengaruhi orang lain, karena sesungguhnya menurut saya semua semangat, jawaban, serta keberhasilan itu ada pada diri kita sendiri. Percayalah, selagi itu kita lakukan untuk kebaikan insya Allah akan ada bantuan-Nya pada kita. SYAMSUL ARIFIN 240108

CATATAN : ARTIKEL DI ATAS MERUPAKAN SADURAN DARI SEBUAH EMAIL YANG SAYA TERIMA TADI PAGI, AHLUL FARADISH RESHA DAPAT DIHUBUNGI DISINI ATAU DIAKSES DISANA. TERIMAKASIH UNTUK SYAMSUL.ARIFIN

22.1.08

Bersyukur - Bercukur


Sehari setelah pencobloson, Gedung Agung Pendopo Kabupaten Tangerang di Jalan Kisamaun No. 1, kediaman resmi Bupati Tangerang tampak lengang.

Meski berbagai perhitungan cepat (quick-count), baik yang dilakukan oleh lembaga survei swasta, independen maupun yang nyantol ke partai politik serta perhitungan sementara oleh lembaga resmi KPUD menunjukkan keunggulan yang signifikan, tidak tampak luapan kegembiraan yang berlebihan, eforia dari keluarga besar H. Ismet Iskandar.

Lelaki gagah yang masih menjabat Bupati Tangerang itu, malah memilih untuk rileks di kediaman pribadi keluarga di kawasan Jalan Haji Abdullah, Pasaranyar, Tangerang.

Memang, semenjak pagi tampak rantai pejabat dan masyarakat yang datang untuk mengucapkan selamat. H. Ismet menyambut semuanya dengan santai, wajah yang berseri dan tampak penuh dengan perasaan syukur dan terimakasihnya.

"Kita tetap menghargai mekanisme yang dijalankan oleh lembaga resmi, menunggu hingga penghitungan manual selesai dan pengumuman resmi jumlah akhir perolehan suara oleh KPUD." demikian H. Ismet membuka pembicaraan.
"Pertama-tama yang kita lakukan adalah memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, karena proses pemungutan suara dalam pemilihan kepala daerah secara langsung ini berjalan dengan sangat lancar, tertib, tenteram dan sentosa. Alhamdulillah, antusiasme masyarakat pemilih tetap tinggi, laporan yang saya terima, lebih dari enampuluh persen telah menggunakan hal pilih mereka. Kedua hal tadi merupakan sesuatu yang luar biasa dan kita pantas bangga dan mensyukurinya.

Tolong sampaikan juga salam, penghargaan dan terimakasih dari saya dan keluarga kepada segenap lapisan masyarakat, atas segala kerja keras, dukungan dan peran-aktif mereka. Mudah-mudahan apa yang terjadi di sini bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain yang juga akan melaksanakan pilkada dalam waktu yang akan datang.

Salam hormat saya juga kepada kedua pasang kandidat beserta tim mereka bilamana pada saatnya mereka dengan lapang dada dapat menerima hasil akhir yang akan diumumkan oleh KPUD. Beberapa program mereka yang positif dan sejalan dengan kebijakan Pemerintah Daerah yang sudah berjalan selama ini, tentu juga akan kita akomodir nantinya.

Yang terpenting sejauh ini adalah suasana yang kondusif, konstruktif dan damai sejahtera yang harus tetap kita jaga dan terpelihara. Jangan sampai harapan rakyat yang sudah cape-cape turut serta dalam pelaksanaan pesta demokrasi semacam ini tercederai lagi. Kasihan masyarakat kita tersebut.

Satu hal yang saya yakini dengan pasti, bahkan saya sampai meneteskan air mata saat saya menyaksikan gelombang antusiasme dan dukungan masyarakat yang begitu tulus dan spontan saat kampanye terakhir tanggal 16 Januari tempo hari, bahwa sesungguhnya apa yang saya peroleh, apa yang saya terima ini adalah semata-mata karena kecintaan yang begitu besar dari masyarakat luas.

Saya tidak mungkin sanggup membeli suara mereka, membayar mereka, saya juga tidak menjanjikan hal yang muluk-muluk yang tidak mungkin terlaksana dalam kondisi yang real, saya juga tidak terbiasa untuk mengiming-imingi orang, saya hanyalah seorang pengemban amanah. Sungguh, saya hanya akan melaksanakan segala amanah masyarakat itu dengan kecintaan pula, kalau mampu ya sebesar kecintaan mereka kepada saya, kepada daerah ini.

Karena saya tidak mengenal istilah seratus hari pertama dalam jabatan saya, saya akan meneruskan program sebagaimana yang sudah kita kerjakan dan laksanakan selama ini. Saya mengajak peran serta segenap komponen masyarakat tanpa terkecuali dalam kerja besar kita itu ke depan. Pilkada hanya sebuah proses, jika ia sudah selesai, mari kita menghadapi masa yang akan datang dengan saling bahu membahu. Daerah ini untuk semuanya, untuk seluruh rakyat Kabupaten Tangerang, bukan hanya milik sekelompok orang yang terlibat di dalam proses pilkada tersebut.

Sekali lagi, saya amat mensyukuri apapun hasil akhir yang akan kita hadapi. Tugas kita dalam melaksanakan pilkada yang damai dan kondusif telah berhasil dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak tanpa terkecuali. " tutur H. Ismet Iskandar sambil sesekali berdiri berjabat tangan dan dipeluk dengan mesra tamu-tamunya yang datang dalam suasana yang hening dan santai. Ungkapan syukur mereka telah terpampang dalam gerak tubuh mereka, dalam sorot mata mereka, dalam tarikan senyum mereka, tidak diungkapkan dengan sejuta kata-kata, tidak dirangkai dengan sorak hura-hura.

Sekelompok anak muda yang dipimpin oleh H. Ebrown Lubuk, SH, ketua DPD Partai Golkar Kota Tangerang, juga menunjukkan rasa bersyukur mereka dengan gaya mereka yang unik, yaitu dengan mencukur habis rambut mereka. Jadilah, H. Ismet memeluk dan menyalami sekelompok anak muda penuh harapan yang berkepala plontos itu. Selamat, Yah. THERIQA 210108

BERITA TERKAIT PILKADA DAPAT DIKLIK DISINI ATAU DISANA
FOTO KUNJUNGAN H. ISMET ISKANDAR KE TPS 15 CITRARAYA-CIKUPA TGL 20 JANUARI 2008 PUKUL 10.15 (FOTO OLEH H. SAFRIZAL, PELANGI)

20.1.08

H. Ismet Iskandar Kembali Pimpin Tangerang

Hari ini, sepanjang pagi hingga siang, masyarakat Kabupaten Tangerang bergerak untuk memberikan suara mereka dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tangerang yang untuk pertama kalinya dilaksanakan secara langsung.

Setelah melalui berbagai ragam kampanye, baik yang positif, negatif, terang-terangan maupun yang menghalalkan segala cara, maka tibalah hari penentuan itu. Pilkada yang konon menurut Hadi-Hartono, salah satu pengurus PDI-Perjuangan, menghabiskan dana nyaris setengah triliun ini, justru berlangsung dengan tertib dan lancar.

Saya sendiri sempat mendampingi Bupati Tangerang berkeliling memantau beberapa TPS di wilayah Curug dan Cikupa. Juga sempat mengobrol dengan Ketua KPUD Kabupaten Tangerang, Jamaludin yang mendampingi tim KPU Pusat di TPS 15 CitraRaya, Cikupa. Kedua tokoh tampak sumringah dengan lancarnya pemungutan suara tersebut, meski diakui masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki di masa yang akan datang.

Hampir di seluruh TPS, pemungutan suara ditutup tepat pada pukul 13.00. Yang dilanjutkan dengan penghitungan suara di masing-masing TPS dengan disaksikan oleh masing-masing saksi dari ketiga kontestan.

Laporan yang disampaikan oleh HandaiTaulan dan SahabatJiwa SemburatJingga di seluruh 36 kecamatan, sementara ini menunjukkan keunggulan dari pasangan nomor 1, H. Ismet Iskandar dan H. Rano Karno. Beberapa laporan tersebut juga dapat diikuti melalui kolom komentar dengan mengklik kata komentar di bawah tulisan ini.

Dengan penghitungan cepat yang dilakukan secara random oleh HandaiTaulan SemburatJingga, kenyataannya bahwa H. Ismet Iskandar masih tetap mendapat kepercayaan dari rakyat dan masyarakat Kabupaten Tangerang untuk kembali memimpin daerah ini untuk masa baktinya yang kedua, lima tahun ke depan.

Selamat dan sukses untuk segenap lapisan masyarakat yang telah memperlihatkan sumbangsih dan keikhlasannya sebagai wujud kecintaan mereka kepada sosok yang sangat pantas untuk memimpin ini. Semoga Tangerang ke depan memang akan lebih baik lagi. BATMAN 200108

17.1.08

Diklat Khutoba dan Mubaligh-Mubalighoh


Pagi ini, Ketua MUI Kabupaten Tangerang KH. Turmudzi membuka secara resmi Diklat Khutoba dan Mubaligh-Mubalighoh se-Kabupaten Tangerang di Tangerang Islamic Center, Panongan.
Mewakili Bupati Tangerang yang pada saat yang sama sedang menerima kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup, KH. Turmudzi mengharapkan agar para Khotib, Mubaligh dan Mubalighoh dapat berperan lebih jauh dalam memberikan masukan yang bermanfaat bagi ummat di daerah ini.

Ketua MUI tersebut juga mengisyaratkan bahwa masih terdapat banyak petugas dan pemuka Islam yang salah menerapkan kutbah, ceramah maupun doa dalam berbagai kesempatan yang berbeda. Itu pula sebabnya, latihan semacam ini diperlukan.

MUI Kabupaten Tangerang secara reguler mengadakan pelatihan-pelatihan setiap tahun. Tahun ini peserta diklat berjumlah lebih dari limaratus, terdiri atas masing-masing lima orang khotib, tiga mubaligh dan dua mubalighoh serta satu pengurus MUI tiap kecamatan dari keseluruhan tiga puluh enam kecamatan se-Kabupaten Tangerang ditambah undangan dan pengurus MUI Kabupaten Tangerang.

Agenda pelatihan kali ini diisi oleh DR. KH. Ma'ruf Amin, Ketua MUI Pusat yang menyampaikan materi Khutbah dan Da'wah, dipandu oleh moderator Drs. Baikandi.

Prof. DR. Suparman Usman, SH., Ketua MUI Provinsi Banten yang memaparkan Methodologi Da'wah, dengan moderator Drs. Ubaidillah.

Sementara itu materi tentang Retorika Da'wah dibawakan oleh dua narasumber, masing-masing Dr. KH. Nurul Huda, Ketua LDNU Pusat dan KH. Dahlan Hasyim, SH., M. Hum, Ketua Komisi Pengembangan Hukum dan Perundang-undangan MUI Kabupaten Tangerang.

Pembicara terakhir dalam diklat yang berlangsung sehari penuh ini adalah Kepala Kantor Agama Kabupaten Tangerang, Drs. H. Agus Salim, M. Pd., yang menyampaikan Kebijakan Departemen Agama dalam Da'wah.

Tentunya, harapan kita semua adalah bahwasanya selepas mengikuti pelatihan ini, wawasan para khutoba dan mubaligh-mubalighoh semakin berkembang, sehingga bisa mengaplikasikan kemampuannya dalam memberikan pencerahan yang bermanfaat bagi ummat dan masyarakat luas. THERIQA 08 MUHARRAM 1429 H.

16.1.08

Kampanye Pamungkas



Hari ini, 16 Januari 2008, semenjak pukul 07.00, jalanan di seantero Tangerang semarak dengan warna ungu. Beberapa di antaranya disertai dengan kombinasi warna-warna lain, yang disesuaikan dengan latar belakang organisasi, komunitas dan partai yang mewadahi mereka.
Hari ini adalah pamungkas dari serentetan jadual kampanye yang telah dimulai semenjak 5 Januari lalu. Dan giliran pasangan Nomor 1, H. Ismet Iskandar dan H. Rano Karno yang kebagian mengisi kampanye terakhir ini.

Pukul 10.15, rombongan H. Ismet Iskandar melewati boulevard CitraRaya menuju ke lokasi kampanye di lapangan Tigaraksa, diiringi dengan konvoi 4.000-an mobil dan sekitar 60.000-an motor. Nyaris 250.000-an massa tumpah ke jalan-jalan yang menuju pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang tersebut. Sebagian besar pendukung H. Ismet Iskandar adalah masyarakat spontanitas yang tergerak karena kecintaan mereka terhadap sosok yang sudah menjadi Bupati mereka lima tahun terakhir ini. Sebagian lagi adalah massa yang dikerahkan oleh koalisi partai pendukung, semisal Partai Golkar, PDI-Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan dan 20-an partai lainnya, termasuk Partai Solidaritas Nasional.

Stakeholders yang turut menumpahkan anggota mereka juga tidak kalah semarak. Organisasi semacam Pemuda Pancasila, Benteng Viola, Benteng Bersatu, Tangerang Ungu Gemilang, Pena Ungu, MatPeci, RTCI, AMPI, Rame-Rame, Pelangi dan tentu saja Masyarakat Olahraga Kabupaten Tangerang.

Yang menambah semarak adalah sambutan masyarakat di sepanjang jalan yang dilalui konvoi, anak-anak sekolah, ibu-ibu pengajian, pedagang pasar, tukang ojek, sopir angkot, hampir seluruhnya larut dalam lambaian tangan penuh restu dan hanyut dalam yel-yel yang tak kunjung usai disenandungkan: "yo...ayo..., ayo pilih Ismet, kuharap kita pasti menang...", atau di belahan lain, "pilih yang nomor satu, jangan sampai keliru..., H. Ismet bupatinya, Kang Rano jadi wakilnya.."

Berjarak tiga puluh menit di belakang konvoi, rombongan DPP beberapa partai pendukung, menyusul untuk menyemarakkan panggung yang juga diisi oleh berbagai juru kampanye dan artis-artis papan atas.

Ya, demikianlah nuansa yang tergambar dari sebuah pesta demokrasi yang melibatkan rakyat langsung sebagai pemilihnya. Tentunya spontanitas masyarakat (spontan artinya mereka tidak menerima imbalan materi dalam kesertaan mereka dalam kampanye) adalah bukti kecintaan mereka terhadap sosok dan daerah yang mereka hidupi dan menghidupi mereka. Juga kerinduan mereka terhadap berlangsungnya pemilihan yang konstruksinya kokoh, mengedepankan substansi demokrasi, kondusif dan melahirkan pemimpin yang berpihak pada mereka.

Semoga harapan-harapan tersebut bisa menjelma dalam kenyataan. ANDRETHERIQA 160108

------------------------------------------------------------------------------------------------

BERHARAP PERBAIKAN

Hari ini merupakan saat terakhir kampanye bagi tiga pasang calon bupati-wakil bupati Tangerang. Sebanyak 2.268.363 penduduk Kabupaten Tangerang tanggal 20 Januari nanti akan memilih pemimpin baru lewat pemilihan kepala daerah langsung. Siapa pun yang menang diharapkan bisa membangun daerah.

Semarak spanduk, baliho, dan pamflet para calon bupati-wakil bupati Tangerang yang sekitar enam bulan terakhir mewarnai wilayah Kabupaten Tangerang akan segera tinggal kenangan.

Ketika masa tenang datang, tanggal 17-19 Januari para petugas akan membersihkan seluruh atribut berwarna-warni itu.

Tiga pasang peserta yang bertarung dalam pilkada 2008 ini adalah Ismet Iskandar-Rano Karno, Usamah Hisyam-Habib Ali Alwi Al Husainy, dan Jazuli Juwaini-Airin Rachmi Diany. Mereka diusung banyak partai.

Ismet-Rano diusung Partai Golkar, PDI-P, dan 14 partai politik lainnya. Golkar pada pemilu lalu mendapat delapan kursi di DPRD Kabupaten Tangerang.

Usamah-Habib diusung Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa. Partai Demokrat berhasil mengantongi lima kursi di DPRD Kabupaten Tangerang.

Adapun Jazuli-Airin dicalonkan Partai Keadilan Sejahtera dan lima partai Islam lainnya. PKS mendapat delapan kursi di DPRD Kabupaten Tangerang pada pemilu lalu.

Warga Kabupaten Tangerang berharap semarak pesta demokrasi itu bukan sekadar pesta para politikus, tetapi juga menjadi "pesta" yang mampu menggairahkan kehidupan warga, ketika pemimpin baru dambaan terpilih. "Kami masih mengalami banyak ketinggalan. Anak saya putus sekolah, hidup kami makin susah, tapi semoga bupati dan wakil bupati baru bisa memperbaiki keadaan kami," harap Radi, penarik becak asal Sepatan, Kabupaten Tangerang. SOELASTRI SOEKIRNO / KOMPAS 160108



H. ISMET ISKANDAR
UTAMAKAN SEKTOR PENDIDIKAN DAN JALAN

Sebagai calon bupati Tangerang yang masih menjabat, Ismet Iskandar (60) yang mendapat nomor urut 1 ini sadar benar masalah infrastruktur menjadi sorotan banyak orang.

Pasalnya, posisi strategis wilayah yang dilewati kendaraan penumpang dan barang jalur Sumatera-Jawa itu membuat jalan mendapat beban amat berat. Akibatnya, banyak jalan, baik berstatus jalan negara maupun jalan kabupaten, rusak parah. Kemacetan parah pun terjadi di banyak tempat, misalnya jalur Curug-Parung Panjang Bogor.

"Jika infrastruktur jalan bagus, investor akan datang dan membangun usaha di Kabupaten Tangerang, dan menyerap tenaga kerja," tuturnya.

Oleh sebab itu, tahun 2008 akan dibangun jalan tol Serpong-Balaraja yang ia harap bisa menjadi alternatif pengendara truk pembawa hasil bumi dari Sumatera ke Jawa dan sebaliknya. Agar kondisi jalan tahan lama, Ismet berencana mengganti jalan aspal dengan beton. "Memang biayanya mahal, tapi jalan bagus juga penting untuk menarik investor," lanjutnya.

Program kerja Ismet jika terpilih kembali sebagai Bupati Tangerang adalah memprioritaskan sektor pendidikan. Ia meminjam dana dari bank untuk memperbaiki sekolah rusak.

Guna meningkatkan harkat nelayan, ia berencana membuat pabrik pengolahan tepung ikan dan industri berbasis perikanan di wilayah pantai utara Kabupaten Tangerang.

Kelak pantai utara juga akan diramaikan pembuatan pulau baru untuk kepentingan wisata dan bisnis. Ismet berharap proyek tersebut mampu menyerap investasi dan tenaga kerja. TRI / KOMPAS




USAMAH HISYAM
KUNCINYA, KKN HARUS DIBERANTAS DULU

Bagi Usamah Hisyam (55), calon bupati Tangerang dengan nomor urut 2, masalah yang harus segera diatasi adalah maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Jika memenangi pilkada, ia akan menerapkan Pakta Integritas. Setiap calon pejabat dari lurah hingga bupati harus menandatangi janji tidak korupsi, kolusi dan nepotisme. "Jika calon pejabat tak bersedia menandatangani pakta iyu, ia akan diganti orang lain." kata Usamah.

Berkait dengan program itu, ia akan memperkuat struktur pemerintahannya. Caranya dengan mereformasi birokrasi, mengganti pejabat, dan memangkas pungutan liar. Ini dilakukan agar ia bisa menarik investor masuk Kabupaten Tangerang sehingga menyerap tenaga kerja.

Program lain, ia ingin mengembalikan kejayaan Kabupaten Tangerang sebagai lumbung padi. Untuk keperluan itu, Usamah akan memperbaiki saluran irigasi dan jalan-jalan rusak untuk memperlancar perekonomian.

Usamah tak hanya akan menggalakkan penanaman padi yang mampu menghasilkan gabah hingga 14 ton per hektar, tetapi juga palawija seperti jagung dan kedelai. "Saya berharap pendapatan petani meningkat agar mutu kehidupan mereka lebih baik." lanjutnya.

Upaya peningkatan pendapatan juga dilakukan bagi nelayan di pantai utara Kabupaten Tangerang.

Ia berharap peningkatan pendapatan plus kebijakan meringankan biaya sekolah akan membuat setiap anak Kabupaten Tangerang akan mampu bersekolah. TRI / KOMPAS





JAZULI JUWAINI
JANGAN ADA ANAK-ANAK TAK BERSEKOLAH

Calon bupati Tangerang nomor urut 3 ini menjadikan peningkatan mutu sumber daya manusia sebagai program utama. Bidang prioritas Jazuli Juwaini (40) adalah pendidikan dan kesehatan.

Walau tak menyebut besar APBD yang akan dikucurkan untuk dua bidang pokok tersebut, ia berprinsip jangan sampai ada anak di Kabupaten Tangerang yang tidak bersekolah.

Jazuli berjanji akan mengalokasikan dana cukup untuk membiayai sekolah gratis tingkat SD dan SMP bagi warga tak mampu. "Angka putus sekolah di Kabupaten Tangerang sangat tinggi, di atas 37.000, sehingga warga tak mampu harus bebas dari beban biaya sekolah." katanya.
Bagi warga yang jauh dari sekolah, Jazuli akan menyediakan sekolah rakyat bersifat nonformal.

Sementara itu untuk membantu warga, ia akan menerapkan pengobatan gratis dan pelayanan kesehatan keliling. "Tak hanya pengobatan, tetapi petugas kesehatan akan memberi penyuluhan perilaku hidup sehat bagi warga agar tak lagi terjadi kasus muntaber di Tangerang Utara," ujar Jazuli.

Tingginya angka pengangguran membuat Jazuli kelak berencana membuat pelatihan ketrampilan bagi warga Tangerang agar mereka bisa bekerja di industri yang ada.

Untuk mendukung peningkatan pendapatan petani, ia memprogramkan pompanisasi di sawah rakyat. Sementara perbaikan jalan rusak akan dilakukan begitu ia mulai menjabat. TRI / KOMPAS

15.1.08

Kedelai - Keledai


SAMPAI STASIUN KERETA
PUKUL SETENGAH DUA
DUDUK AKU TERMANGU
TANYA LOKET DAN PENJAGA
KERETA TIBA PUKUL BERAPA
BIASANYA KERETA TERLAMBAT
DUA JAM SUDAH BIASA...

Malam minggu kemarin, saya beserta tiga SahabatJiwa: Eddy Mursalim, MBA; Agus Budi Utomo, SE.; dan Jimmy Hirza, S. Ag; mengadakan perjalanan menuju Semarang, Jawa Tengah untuk mengadakan inspeksi internal yang berkaitan dengan organisasi kami. Sebelumnya, seharian kami habiskan di Serang, Banten -- untuk pekerjaan yang nyaris serupa.

Setelah janji ketemuan di DD, restoran khusus kue bolong di Cikokol, berangkatlah kami dengan gagahnya menuju ke Gambir, bermodalkan informasi bahwa kereta Argo Lawu akan berangkat pukul 23.00. Setiba di stasiun, suasana sangat lengang. Meruput neh, pikir kami. Maka dengan santai tetapi tetap gagah, kami menuju ke loket, setelah menitipkan mobil di bagian parkir inap.

Loket tertutup, tak ada satu penumpang, atau calon penumpang lain pun yang terlihat di sana. Akhirnya, kami menemukan dua orang petugas yang menjaga di bawah tangga peron. Dan, alhamdulillah, lagu Iwan Fals seperti pembuka di atas, kayaknya sudah harus direvisi. Kereta telah berangkat tepat waktu, pukul 21.30, on schedulle. Tapi sebentar, Wan, jangan buru-buru revisi dulu, lagu anda tidak bercerita tentang keberangkatan, tapi kedatangan. Apakah kereta yang berangkat tepat waktu, juga lantas akan tiba tepat waktu ?

Akhirnya, kami memutuskan untuk mencari alternatif. Bis tidak mungkin, karena harus estafet. Kalaupun ada bis yang masih berangkat dari Pulo Gadung, entah ada sambungannya atau tidak di terminal yang berikut. Tidak berputus asa, kami menuju Bandara Sukarno Hatta. Apa boleh buat, kami harus tiba pagi di Semarang, karena tugas sudah menanti.

Setelah berjuang, akhirnya kami menemukan empat tiket paling awal, tepat pukul 04.15 subuh di sebuah biro travel yang buka 24 jam di lingkungan Hotel Sheraton. Sisa 2,5 jam pun akhirnya kami habiskan nongkrong di bandara.

Karena Senin pagi, kami juga sudah ditunggu pekerjaan rutin kami, maka selesai inspeksi di Semarang, kami harus segera cabut. Untungnya, lagi-lagi kami menemukan empat tiket untuk penerbangan yang terakhir. Meski panas, Semarang ternyata sangat ramah.

Uniknya, kami berangkat dengan pesawat SriwijayaAir (identik dengan Sumsel), dan pulang dengan Mandala (samar-samar mengingatkan akan Papua). Saat kami boarding, di televisi Bandara A. Yani, sedang tayang langsung pertandingan final Copa Dji Sam Soe (aneh, kenapa bukan Piala Liga Indonesia?) antara Sriwijaya FC melawan Persipura. Saat itu, baru babak pertama, Persipura unggul satu gol.

Kami mendarat kembali di Bandara Sukarno-Hatta pukul 21.15. Mengambil mobil dan penyiar di radio mengabarkan bahwa Sriwijaya FC telah memenangi Copa Dji Sam Soe (kok bukan Piala Liga Indonesia, ya?) lewat adu pinalti, (1-1,1-1,4-1). Selamat untuk Sriwijaya FC, laskar wongkito. Mungkin hasilnya akan berbeda jika kami berangkat dengan Mandala dan pulang dengan Sriwijaya, hahahaha....


Tadi malam, saya dan para HandaiTaulan serta SahabatJiwa (Ari, Opik, Edwin, Halim, Apri, Agus, Rizal, Bontot, dan Jimmy) berkumpul di Sawung Rere untuk sekadar merayakan secara sederhana ulang tahun yang ke-40 saudara kami Zaidan Jauhari, SE. Karena Zaidan adalah wongkito, pastinya dia juga sekaligus merayakan kemenangan Sriwijaya FC.

Biasanya, upacara ultah para SahabatJiwa kita gelar di Legato Cafe sambil diiringi alunan kibod dari Piter, bapaknya Gundala (kan Gundala Putera Piter...?) atau di kafe lesehan mendoan di pelataran ruko CitraRaya. Tapi kali ini kita memang sengaja melakukannya secara sangat-sangat-sangat sederhana. Di Sawung Rere ditemani siomay dan air-minum-gelas merek VIT.

Alasan utama kesederhaan kali ini adalah, karena ayahanda Zaidan sedang dirawat di rumah sakit di Muara Enim akibat serangan stroke. Alasan kedua, Bapak Pembangunan Republik ini, Jenderal Besar Muhammad Soeharto sedang dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, karena usianya yang hampir 87 tahun, diringi doa para pengagumnya, diringi hujatan para pencelanya, diiringi debat kusir tak berujung pangkal soal diteruskan atau tidak proses hukum terhadap beliau. Alasan ketiga, karena harga tempe yang bahan dasar mendoan sedang melambung tinggi akibat harga kedelai yang bahan dasar tempe sedang tidak terkendali.

Harga kedelai memang sedang asyik terbang berputar ke sana kemari. Tidak perduli dengan para pengrajin tahu tempe kecap taoco dan sebagainya yang kian tertatih, kian merintih. Dahulu, kita bahkan sempat barter pesawat buatan IPTN dengan kacang kedelai. Kini, IPTN tidak jelas, kedelai pun ikut-ikut tidak jelas.

Di masa lampau, kita sempat swasembada pangan. Bahkan, hampir-hampir tinggal landas. Kini segala-galanya makin jelas akan segera kandas. Orang pintar, tentu bukan hanya bisa memilih obat yang baik ketika ia masuk angin. Orang yang pintar, jelas tidak akan lebih bodoh dari keledai yang konon tidak pernah terjerembab di lobang yang sama berulang kali. Ataukah memang kini kita sedang dalam genggaman orang-orang yang bebal. Kedelai telah menghadirkan sebuah bukti. Dan supaya kita, seluruh anak negeri tidak seperti keledai, sebaiknya kita juga bisa berpikir ulang untuk memberikan kekuasaan, mempercayakan tampuk pimpinan.

Jangan malu disebut bangsa tempe, karena ternyata tempe pun bisa lebih mahal dari donat, dari burger. Malulah jika kita disebut bangsa keledai, meski sebenarnya keledai toh tidak bodoh-bodoh amat, karena konon mereka tidak pernah terjerembab di lubang yang sama. Mohon maaf yang kedelai, eh, keledai. THERIQA 150108

*) KERETA TIBA PUKUL BERAPA, IWAN FALS

11.1.08

MALARI - MALARIA


SEBELAS JANUARI BERTEMU
MENJALANI KISAH CINTA INI
NALURI BERKATA ENGKAULAH MILIKKU

BAHAGIA SELALU DIMILIKI
BERTAHUN MENJALANI BERSAMAMU
KUNYATAKAN BAHWA ENGKAULAH JIWAKU

AKULAH PENJAGAMU
AKULAH PELINDUNGMU
AKULAH PENDAMPINGMU
DI SETIAP LANGKAH - LANGKAHMU

PERNAHKU MENYAKITI HATIMU
PERNAH KAU MELUPAKAN JANJI INI
SEMUA KARENA KITA INI MANUSIA

KAU BAWA DIRIKU KE DALAM HIDUPMU
KAU BASUH DIRIKU DENGAN RASA SAYANG
SENYUMMU JUGA SEDIHMU ADALAH HIDUPKU
KAU SENTUH CINTAKU
DENGAN LEMBUT DENGAN SEJUTA WARNA…*)

5 hari yang lalu, saya mendapat satu pesan pendek dari Sekjen PSN Kota Tangerang yang jelita, Dhita, menginspirasi saya untuk menulis sesuatu tentang lagu anyar Gigi, 11 Januari dan Peristiwa Malari (15 Januari). Kata Dhita, emang sih gak ada kaitan antara keduanya.

Baiklah, Dhit, hari ini tepat 11 Januari, 4 hari lagi orang-orang akan memperingati 34 tahun peristiwa Malari. Orang-orang? Ah, setidaknya tentu dr. Hariman Siregar, cs dan Dr. Sjahrir, cs.

Petikan lirik lagu kelompok Gigi, meski saya belum bisa membawakannya, seperti di atas, benar-benar bernuansa asmara, bertemakan cinta. Peristiwa Malari, oleh penyulutnya juga konon didasari oleh faktor cinta. Katanya sih, cinta kepada tanah air. Mereka memporak-porandakan Jakarta dengan alasan menolak investasi asing, yang kala itu diwakili oleh kehadiran PM Jepang, Kakuei Tanaka.

Dengan alasan cinta, kita kadang justru menghantam dan memusnahkan cinta. Terkadang, apa yang sekalangan orang katakan bahwa antara cinta dan kebencian hanya berjarak setipis kulit ari, sering terbukti lewat tindakan dan kenyataan yang terpapar kemudian. Peristiwa Malari menewaskan 11 orang, menghanguskan 807 mobil, merontokkan 187 motor, meluluhlantakan sekian banyak bangunan, serta mencederai lebih dari 300 orang.

Akibatnya, Pak Harto menjadi begitu alergi dengan gerakan dan aktivitas mahasiswa, sangat apriori dengan demonstrasi.

11 hari lagi, maka akan ketahuan siapa yang akan memimpin Kabupaten Tangerang untuk masa 5 tahun ke depan. Saat ini semua kandidat meng-klaim dirinya tambil demi cintanya kepada rakyat dan 3,8 juta masyarakat Kabupaten Tangerang. 11 hari ke depan, akan ketahuan, apakah betul cinta itu murni, apakah cinta itu memang benar-benar ada. Siapa pun yang menang, berpihaklah kepada rakyat yang sudah memilih dan tidak memilih. Siapa pun yang kalah, kasihilah, kasihanilah rakyat untuk tidak menyengsarakan mereka dengan huru-hara.

11 hari lagi, maka kalender akan bertanggal 22. Dhit, mungkin pada saat itu saya akan mendendangkan sebuah lagu lain. Sebuah lagu yang sudah aku kenal semenjak lebih dari 22 tahun yang silam.

22 januari kita berjanji
coba saling mengerti apa di dalam hati
22 januari tidak sendiri
aku berteman iblis yang baik hati

jalan berdampingan tak pernah ada tujuan
membelah malam mendung yang selalu datang
kudekap erat ku pandang senyummu
dengan sorot mata yang ke2nya buta
lalu kubisikan sebaris kata-kata
putus asa, sebentar lagi hujan

2 buku teori kau pinjamkan aku
tebal tidak berdebu kubaca selalu
4 lembar fotomu dalam lemari kayu
kupandang dan kujaga sampai kita jemu **)

Lagu pertama, lagu kedua sama-sama tentang cinta, dengan cara pandang yang berbeda. Cinta yang membuat kita kadang seperti terserang malaria, panas dingin tidak keruan. Lagu dan lagak orang-orang yang berebut kekuasaan juga kadang membuat kita seperti terserang malaria saat mereka dengan gampangnya melontarkan janji-janji dan saling caci maki. Namun jika mereka mereka gagal, merekalah yang akan habis-habisan meradang seperti orang yang kena malaria, bahkan seperti orang yang jadi korban Malari, barangkali. BATMAN 110108

CATATAN TENTANG MALARI SELENGKAPNYA BUKA DISINI
*) 11 JANUARI, CIPTAAN DEWA BUJANA, VOKAL ARMAND MAULANA
**) 22 JANUARI, CIPTAAN DAN VOKAL IWAN FALS.

10.1.08

Tahun Baru 1429 Hijriah


Tidak seperti malam pergantian tahun baru masehi yang lalu, tadi malam udara benar-benar cerah di Sawung Rere, Gazebo P'Ari itu, dan sekitarnya. Jadilah kami, beberapa sahabat jiwa berkumpul untuk sekadar bermunajat kehadirat Allah swt untuk segala limpahan kasih karuniaNya yang tak terhitung, tak ternilai dan tak terbantahkan selama kita meniti hari-hari yang telah lalu. Tentu, seperti biasa, terselip juga pengharapan akan hari-hari yang menjelang, penuh dengan semoga, penuh dengan segala asa.

Tadi malam saya, Zaidan Jauhari, Agus Budi Utomo, Rokhim Arek Suroboyo, Edwin Aldrin, Ustadz Halim, Jimmy Hirza yang S.Ag, Hendra, dan tentu saja Ari sang empunya Sawung Rere, bersekutu dalam hening, ditemani nasi goreng magelangan khas Pak Noeng dan wedang jahe yang wasgitel.

Kita seh bukannya kelompok yang sok religius. Tapi jejak langkah kita-kita ini sudah membuktikan bahwa apapun yang telah terjalin, tak ada satu hal pun yang lepas dari dari menejemen Allah. Semilir angin yang berhembus akrab, seakan turut mengiringi doa-doa tulus kita, agar dalam almanak baru yang terbentang, menjejak kesempatan dan pengharapan yang serba lebih memberi nuansa kenyamanan dan terhindar dari segala silang sengketa serta berbagai aral, bala dan bencana.

Apa yang secara sederhana kita lakukan adalah sebuah bentuk tindakan kecil untuk memperpanjang rangkaian sejarah perjalanan sebuah peradaban. Di muka bumi ini ada berbagai pusat peradaban manusia, yang banyak di antaranya juga dilengkapi dengan penanggalan versi masing-masing. Salah satunya yang yang tadi malam kami peringati, penanggalan Hijriah.

Kalender Hijriah atau Kalender Islam (Bahasa Arab: التقويم الهجري; at-taqwim al-hijri), adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Di kebanyakan negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Hijriah menggunakan sistem kalender lunar (qomariyah).

Kalender ini dinamakan Kalender Hijriah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M.


KARAKTERISTIK

Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut.

Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata siklus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.

Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari)

Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.


NAMA BULAN DAN NAMA HARI

Seperti kebanyakan sistem penanggalan lainnya, ada duabelas bulan dalam satu tahun Hijriah, yaitu: Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijjah.

Adapun dalam satu pekan, juga terdapat tujuh hari yang masing-masing dinamai dengan: al-Ahad, al-Itsnayn, al-Tsalaatsa, al-Arba'aa', al-Khamiis, al-Jum'aat, dan as-Sabt.


LATAR SEJARAH

Penentuan kapan dimulainya tahun 1 Hijriah dilakukan 6 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Namun demikian, sistem yang mendasari Kalender Hijriah telah ada sejak zaman pra-Islam, dan sistem ini direvisi pada tahun ke-9 periode Madinah.

Sistem kalender pra-Islam di Arab

Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis campuran antara Bulan (qomariyah) maupun Matahari (syamsiyah). Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan penambahan jumlah hari (interkalasi).

Pada waktu itu, belum dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal dengan nama peristiwa yang cukup penting di tahun tersebut. Misalnya, tahun dimana Muhammad saw lahir, dikenal dengan sebutan "Tahun Gajah", karena pada waktu itu, terjadi penyerbuan Ka'bah di Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman (salah satu provinsi Kerajaan Aksum, kini termasuk wilayah Ethiopia).

Revisi penanggalan

Pada era kenabian Muhammad saw, sistem penanggalan pra-Islam digunakan. Pada tahun ke-9 setelah Hijrah, turun ayat 36-37 Surat At-Taubah, yang melarang menambahkan hari (interkalasi) pada sistem penanggalan.

Penentuan Tahun 1 Kalender Islam

Setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, diusulkan kapan dimulainya Tahun 1 Kalender Islam. Ada yang mengusulkan adalah tahun kelahiran Muhammad saw sebagai awal patokan penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan pula awal patokan penanggalan Islam adalah tahun wafatnya Nabi Muhammad saw.

Akhirnya, pada tahun 638 M (17 H), khalifah Umar bin Khatab menetapkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad saw dari Mekkah ke Madinah. Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun. Tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622, dan tanggal ini bukan berarti tanggal hijrahnya Nabi Muhammad saw. Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad saw terjadi bulan September 622. Dokumen tertua yang menggunakan sistem Kalender Hijriah adalah papirus di Mesir pada tahun 22 H, PERF 558.


TANGGAL-TANGGAL PENTING

Tanggal-tanggal penting dalam Kalender Hijriah adalah:
1 Muharram:
Tahun Baru Hijriah
10 Muharram:
Hari Asyura. Hari ini diperingati bagi kaum Syi'ah untuk memperingati wafatnya Imam Husain bin Ali
12 Rabiul Awal:
Maulud Nabi Muhammad (hari kelahiran Nabi Muhammad)
27 Rajab:
Isra' Mi'raj
Bulan Ramadhan: Satu bulan penuh umat Islam menjalankan
Puasa Ramadhan
27 Ramadhan:
Nuzulul Qur'an (di Indonesia dan Malaysia diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan)
10 hari terakhir di Bulan Ramadhan terjadi
Lailatul Qadar
1 Syawal: Hari Raya
Idul Fitri
9 Dzulhijjah:
Wukuf di Padang Arafah
10 Dzulhijjah: Hari Raya
Idul Adha


KALENDER JAWA

Sistem Kalender Jawa berbeda dengan Kalender Hijriah, meski keduanya memiliki kemiripan. Pada abad ke-1, di Jawa diperkenalkan sistem penanggalan Kalender Saka (berbasis matahari) yang berasal dari India. Sistem penanggalan ini digunakan hingga pada tahun 1625 Masehi (bertepatan dengan tahun 1547 Saka), Sultan Agung mengubah sistem Kalender Jawa dengan mengadopsi Sistem Kalender Hijriah, seperti nama-nama hari, bulan, serta berbasis lunar (qomariyah). Namun demikian, demi kesinambungan, angka tahun saka diteruskan, dari 1547 Saka Kalender Jawa tetap meneruskan bilangan tahun dari 1547 Saka ke 1547 Jawa.

Berbeda dengan Kalender Hijriah yang murni menggunakan visibilitas Bulan (moon visibility) pada penentuan awal bulan (first month), Penanggalan Jawa telah menetapkan jumlah hari dalam setiap bulannya. THERIQA 100108