19.11.07

MENGISI HARI (tidak dengan) MENANGISI DIRI


Hari-hari ini, sebagian besar masyarakat merasa semakin sumpek saja melewati jalan kehidupan mereka. Sebagian kecil memang masih berhaha-hihi. Sebagian yang lebih kecil lagi, sudah lebih duluan lari dari kenyataan, hilang rasa percaya diri.

Tuntutan hidup yang kian membelit, sementara nafkah semakin sulit. Hutang dan tagihan ini itu melilit. Akses pengembangan diri dan peluang nyatanya krodit.

Jika musim panas, gerahnya bukan kepalang. Hujan gerimis saja, genangan air spontan menghadang. Angin diam badan serasa terpanggang. Angin sedikit berhembus puluhan pohon sepakat tumbang.

Alangkah sesaknya nafas sang jelata. Nurut dibikin susah. Membangkang sedikit bisa-bisa menjadi narapidana.

Anak bersekolah biayanya selangit. Pendidikannya tidak bermutu tidak mengigit. Sampai di sekolah masih harus menjerit, kasus pelecehan dan bullying masih menjepit.

Masih adakah ruang untuk membuang gundah ?
Masih adakah teman untuk berbagi gelisah ?
Masih adakah handaitaulan yang sudi dengarkan gulana ?

Jika di ufuk pagi masih ada semburat jingga yang menebar harapan
Jika di lazuardi senja masih ada semburat jingga yang menyimpankan kenangan
jangan pernah engkau putus asa patah arang
di sini kita menggalang solidaritas berjalin tangan.
Duhai Handaitaulan.

ttd.
Sang SemburatJingga

Tidak ada komentar: