25.2.15
Untuk Apa Bicarakan Diri Sendiri
pusat data Sang SemburatJingga pada 22.00 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Nada Tentram
(G-056 : bat-hapel semer, denpasar-250215)
pusat data Sang SemburatJingga pada 21.57 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Dongeng Entah
merayapi seringai hingga puncak
lantas lunglai tergeletak
tak kurang kekerasan yang dilakukan tanpa kekerasan
sebanyak pemerkosaan yang dipaksakan atas nama cinta
bernafas dari udara yang dipenuhi polusi asap
tinggal pilih diam atau ikut berderap
di tengah kehancuran yang terus merayap
demi kepentingan pribadi sesaat yang kian tersesat
sementara yang diam asyik menonton
yang licik menjadi pahlawan
yang bijak menengadah mencari jawab di awang-awang
yang benar tersingkirkan
sebanyak kejahatan yang dilakukan dengan wajah malaikat.
Bat 240215
pusat data Sang SemburatJingga pada 21.03 0 komentar
Label: Puisi
TanaDewata
memandang mentari genit benam di kuta
berlomba dengan pasang laut di tana lot
bercengkerama dengan halimun di kintamani
bermain dengan tanah liat di ubud
menyapa monyet di sangeh
memainkan air di telaga di bedugul
tawar menawar melawan bok-bok di sukowati
memandang rindu si Bung di tampak siring
takjub mendongak ke wajah garuda wisnu kencana
melanglang tilas ke singaraja
mengangkasa di atas deburan ombak padang bai
bentandang ke sanak di goa lawa
selonjor di pantai pandawa
dan selalu akan kembali...
pusat data Sang SemburatJingga pada 20.59 0 komentar
Label: Puisi
23.2.15
Ketakutan Kecil Beban Lompatan Besar
pusat data Sang SemburatJingga pada 20.21 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Tikam
bagai langit bulan desember
berurai airmata engkau menghampiriku
dengan mata sayu lantas mendekap
memelukku erat-erat
'aku tak akan jadi begini tanpa dirimu' katamu
lantas serentetan kalimat indah terhampar
seolah-olah aku lah dewa di jiwamu
aku diam memperhatikan segala tindak tandukmu
hanya senyum yang aku bisa
tiga tahun aku menyelamimu
dalam hiba kuangkat dirimu
aku kenal betul setiap jengkal hatimu
aku tahu setiap gerak matamu
aku paham setiap tarikan nafasmu
jika aku membiarkan apa yang hendak engkau lakukan
itu sekadar pembelajaran buatmu
dan buat mereka yang termakan ucapanmu
jika aku mendiamkan apa yang engkau perbuat
itu sekadar menggenapkan makna-makna yang aku ajarkan
puiihhhh...,
dengan senyum pula aku sambut tikaman belatimu
yang terhunus tepat dipunggungku...
060215
u/ st-ek-pi
pusat data Sang SemburatJingga pada 18.04 0 komentar
Label: Puisi
22.2.15
Tupai Tak Mesti Jatuh Untuk Hanya Menjadi Seekor Tupai
pusat data Sang SemburatJingga pada 09.05 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
21.2.15
Tali Ukur Telaga
~ Jika kita diangkat untuk menduduki suatu jabatan, ingatlah bahwa posisi itu hanya sebuah amanah, bukan sebuah keharusan yang menjadi hak kita, kerana yang permanen itu bukan jabatan, bukan kedudukan bahkan bukan pekerjaan; yang permanen adalah kemampuan, keahlian dan kemahiran kita.
~ Asahlah kemampuan dan bakat kita, hingga dimana pun kita berada, kita bisa memberi arti bagi kehidupan itu sendiri.
~ Jika punya kemampuan yang belum seberapa, janganlah kita besar kepala. Ingat kata Pakde Kho Ping Hoo, di atas langit masih ada langit.
pusat data Sang SemburatJingga pada 08.37 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
20.2.15
Terlambat
Sekolah terlambat sudah sering di masa lalu
Bayar spp terlambat, hahahahaha apa lagi
Acara dimulai terlambat, pasti kerna nunggu pejabat
Masuk kerja terlambat, itu sudah mainstream
Pesawat terlambat, baru kemarin tuh ribuan orang ngamuk di bandara
Keputusan terlambat, itu hak prerogatif katanya
Datang bulan terlambat, hei.., kabur kemana tuh pacarnya?
- untuk beberapa hal kalimat 'lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali' itu ga berlaku sama sekali, ga apalah-apalah, ga cucok (minjam istilah Iis Dahlia, boleh dunk?)
pusat data Sang SemburatJingga pada 08.21 0 komentar
Label: CatatanKecil
19.2.15
Baik itu Surga
pusat data Sang SemburatJingga pada 07.56 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
18.2.15
Keindahan
(G-049 : bat-180215)
pusat data Sang SemburatJingga pada 20.42 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Sinar
pusat data Sang SemburatJingga pada 00.20 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
17.2.15
Buaya - Cecak - Bunglon
bunglon tertawa terbahak-bahak.
pusat data Sang SemburatJingga pada 22.15 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
16.2.15
Pikir dan Buat
(G-047 : bat-160215)
pusat data Sang SemburatJingga pada 19.35 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Sibuk Teriak
pusat data Sang SemburatJingga pada 18.04 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
15.2.15
Baik dan Benar
pusat data Sang SemburatJingga pada 11.06 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Antara Keledai dan Kuda
Bukankah sesungguhnya keledai tidak lebih dungu dari sang kuda ?
(G-046 : bat-150215)
pusat data Sang SemburatJingga pada 09.12 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
14.2.15
Cinta
> Selamat Hari Kasih Sayang.
> Bagi mereka yang menolak Hari Valentine, semoga bisa menjadikan setiap hari senantiasa dipenuhi kasih sayang dan bukan melulu kebencian.
pusat data Sang SemburatJingga pada 21.41 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Cacimaki Blalala, Fitnah Lalala
pusat data Sang SemburatJingga pada 21.24 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
13.2.15
Maumu Lumpuhkan Aku
(G-041 : bat-100215)
pusat data Sang SemburatJingga pada 19.09 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Baru Diberi Dua Musim pun Kita Sudah Kelabakan
(G-042 ; bat-110215)
pusat data Sang SemburatJingga pada 18.28 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Jika Duduk Jangan Lupa Berdiri
(G-044 : bat-130215)
pusat data Sang SemburatJingga pada 07.52 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
Setiap Posisi Punya Konsekuensinya Sendiri-Sendiri
(G-043 : bat-120215)
pusat data Sang SemburatJingga pada 07.50 0 komentar
Label: SelasarHatiBat
4.2.15
JEJAK LANGKAH XXIV
jika aku terluka
aku akan membiarkannya terluka
menganga
berdarah
pedih perih lara
aku tak biarkan seorang pun tahu aku menangis
hingga usai airmata
hingga kering darah
jika aku pergi
tak aku ingin seorang pun mencari
hingga selesai kisah
hingga tertutup rindu dan murka
bat-100115
pusat data Sang SemburatJingga pada 21.18 0 komentar
Label: Puisi
PENGEMBARA
aku adalah pengembara
bertualang pada setiap jengkal persada
menjejakkan langkah di rawa di rimba di ngarai gunung dan lembah
menjejalkan pikiranku pada setiap jiwa
mengawini semua lara
menyetubuhi segenap tawa
ketakutan tak pernah hinggap tak sudi singgah
bahkan pada ketika telapak kaki penuh luka penuh nanah
aku adalah pengembara
meningkahi ribuan kisah
menyudahi berlaksa fatamorgana
meludahi berjuta dusta
aku adalah pengembara
tanpa rumah
tak punya huma
hanya pada sebidang tanah aku berjanji
kelak akan kembali...
bat-yogyakarta 1988
pusat data Sang SemburatJingga pada 21.15 0 komentar
Label: Puisi
3.2.15
BATU
kulempar ke tengah telaga
batu itu berloncatan tiga empat kali
sebelum karam ke dasar sunyi
ada riak melingkar meluas
lantas perlahan pun tenang kembali
kulempar tinggi tinggi ke angkasa
berselang sekejap mata
ia kembali jatuh persis di depan kakiku
nyaris tanpa suara
bahkan percik angin pun tak berubah
Kita bukan batu kecil
kerana itu kita tidak untuk dilempar lempar
bukan sekadar dua tiga langkah berloncatan lantas tenggelam
bukan untuk mencapai ketinggian kemudian jatuh berdebam
kita bukan batu kecil
jangan pernah hanya menjadi batu kecil.
(Malang, bat-231286)
pusat data Sang SemburatJingga pada 16.30 0 komentar
Label: Puisi
HANYA ABU HANYA ARANG
ditabuh bertalutalu
sesama prajurit
sesama anak bangsa
mereka begitu bangga
bisa saling injak kepala
ditiup meliuk liuk
mengundang burung burung bangkai
terbang rendah menunggu mangsa
atas tubuh terbujur kaku
penuh luka penuh nista
di atas nanah persada
genderang perang
sangkakala pertikaian
tak akan menyisakan pemenang
kerana mereka memang bukan pemenang
tidak memiliki jiwa pemenang
kerana di tengah perang
yang tersisa cuma arang.
(bat-dago : 240115)
pusat data Sang SemburatJingga pada 16.29 0 komentar
Label: Puisi
KENANGAN II
orangtua-orangtua dahulu bicara perlahan-lahan
dan kami anakmuda-anakmuda khusyuk mendengarkan
begitu pekat kini di penglihatan
semua orang berteriak-teriak bagai kesurupan
dan tak lagi ada satu pun yang sempat mendengarkan
bat-171013
pusat data Sang SemburatJingga pada 16.27 0 komentar
Label: Puisi
CATATAN PEMILU 3 PERIODE LALU
Alhamdulillah, Pileg (pemilu legislatif) sudah kita lalui, dengan
sentosa. Meski ada sebagian yang gundah-gulana, itu merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari sebuah proses demokrasi. Ada juga yang lantas
menjadi gila, itu juga manusiawi. Karena bukankah, dengan moda pemilu
yang begitu rupa, masih mau ikutan pun sudah merupakan gejala sakit
jiwa...?
Sebentar lagi kita akan menyongsong Pilpres. Mungkin
akan lebih rame, mungkin akan lebih heboh, mungkin juga akan sepi-sepi
saja, mungkin lebih banyak yang apatis. Lagi-lagi, itu pun wajar saja.
Semua pihak harusnya bisa mengambil manfaat dari kesepakatan penghamburan materi, dana, energi dan fikiran yang luar biasa ini.
Setidak-tidaknya,
bisa memetik hikmah. Bahwasanya, tidak ada kemuliaan yang bisa digapai
dengan menista pihak lain. Bahwasanya tiada kemuliaan yang bisa dibangun
sendirian, perlu pihak lain, sekecil apapun ia.
Dan mungkin
juga, kita harus berfikir ulang terhadap konsep berbangsa dan bernegara
kita yang sekarang ini. Negara yang tanpa konsep yang jelas, tanpa
tujuan yang nyata, apalah jadinya. Perlu kita kaji ulang, seberapa jauh
sudah kita meninggalkan dan menanggalkan Pancasila, terutama sila ke-4.
Sesungguhnya, pelaksanaan sila ke-4 Pancasila, tidak lantas berarti kita tidak demokratis. Demokrasi toh tidak lantas berarti saban bulan kita kudu berbondong-bondong ke TPS.
Tapi yah, sudahlah. Sebagai bukti kita tetap menjunjung tinggi demokrasi, kita turuti saja aturan yang kadung
disepakati bersama tersebut. Kita ikuti saja. Kita siapkan diri untuk
berani memilih pemimpin yang terbaik. Kita siapkan diri juga untuk
berani menolak pemimpin yang jadi-jadian. Kita juga harus serta merta
menyiapkan diri untuk menang tanpa ngesoraake, tanpa jumawa. Tapi yang paling penting, kita kudu siap untuk menerima kalah tanpa ngegerundel, ngedumel, caci-maki dan anarki.
Oke, Sobat. Yang penting dalam diri kita selalu tertanam jiwa patriotik, tetap
sedia menjadi Pandu Ibu Pertiwi dan senantiasa optimis untuk menjadikan
Indonesia esok yang lebih baik.
bat-2008
pusat data Sang SemburatJingga pada 13.22 0 komentar
Label: CatatanKecil
SATU PELITA
Nyaris lima tahun aku tidak menyentuh blog ini
terlalu sibuk dengan tugas
terlalu fokus dengan ini itu
terlalu asyik dengan medsos baru
terlupa untuk sekadar menyisir blog yang tercinta ini
lima tahun dengan begitu banyak perubahan
lima tahun yang sarat dengan berbagai perkembangan
lima tahun yang dijejali kisah
lima tahun yang di jaman Pak Harto setara dengan satu Pelita
yaa Pelita, Pembangunan Lima Tahun
satu masa yang sama dengan durasi kekuasaan
yang sama dengan kurun duduknya seseorang di tahta
yang setelahnya entah diperpanjang entah terhempas
meski dengan kemunculan berbagai fenomena media sosial yang lebih baru
harus diakui, blog masih tetap media terbaik untuk menyimpan catatan
mudah dicari
mudah dibuka
dan sangat telanjang
blog ku sayang
tampaknya mulai hari ini
aku akan kembali berkencan denganmu,
selalu.
bat-030215
pusat data Sang SemburatJingga pada 13.00 0 komentar
Label: CatatanKecil
: langkahku tajam
goresanku tajam
pikiranku tajam
mataku tajam
lidahku tajam
jika engkau tergores, persalahkanlah waktu dan batu yang telah mengasahku.
(bat-270115)
pusat data Sang SemburatJingga pada 12.52 0 komentar
Label: Puisi