"Tampillah sebagai pemenang dalam kehidupan.
Jangan sekali-kali larut dalam delusi fatamorgana.
Sekali hidup penuh arti.
Sekali bekerja bergetar dunia karena prestasi."
SETIAP diri kita harus tampil sebagai pemikir dan pejuang, kreator dan pendobrak. Tidak ada kata statis dalam kehidupan, sebab statis berarti pengkhianatan yang memalukan. Demikian juga halnya tidak ada kata diam dalam membangun kebenaran, "Silence is worse all thruths that are kept silent become poisnous." Kata-kata inilah barangkali yang dijadikan motivasi oleh seorang Andre Theriqa dalam menumpahkan kreativitasnya.
Tulisan Andre Theriqa lebih mencerminkan sebuah ‘gumam’ atau lebih bersifat reflektif, sebuah lontaran nurani yang datangnya sangat impulsif. Hatinya gelisah bila melihat kemungkaran. Selalu haus ingin menebar marhamah kasih sayang. Jiwanya meronta untuk tampil dalam prestasi yang utuh. Dia keras dalam prinsip, tetapi bijaksana dan lembut dalam penyampaian.
Setelah membaca tulisannya, kita akan mendapatkan butir-butir hikmah yang mendalam serta akan mampu menghayati, memahami dan menemukan jawabannya sesuai dengan yang diharapkan oleh sang penulis, mencapai TitikTuju.
Tangerang, Maret 2006.
H. DIDI ADIWIJAYA, TOKOH MASYARAKAT TANGERANG
Jangan sekali-kali larut dalam delusi fatamorgana.
Sekali hidup penuh arti.
Sekali bekerja bergetar dunia karena prestasi."
SETIAP diri kita harus tampil sebagai pemikir dan pejuang, kreator dan pendobrak. Tidak ada kata statis dalam kehidupan, sebab statis berarti pengkhianatan yang memalukan. Demikian juga halnya tidak ada kata diam dalam membangun kebenaran, "Silence is worse all thruths that are kept silent become poisnous." Kata-kata inilah barangkali yang dijadikan motivasi oleh seorang Andre Theriqa dalam menumpahkan kreativitasnya.
Tulisan Andre Theriqa lebih mencerminkan sebuah ‘gumam’ atau lebih bersifat reflektif, sebuah lontaran nurani yang datangnya sangat impulsif. Hatinya gelisah bila melihat kemungkaran. Selalu haus ingin menebar marhamah kasih sayang. Jiwanya meronta untuk tampil dalam prestasi yang utuh. Dia keras dalam prinsip, tetapi bijaksana dan lembut dalam penyampaian.
Setelah membaca tulisannya, kita akan mendapatkan butir-butir hikmah yang mendalam serta akan mampu menghayati, memahami dan menemukan jawabannya sesuai dengan yang diharapkan oleh sang penulis, mencapai TitikTuju.
Tangerang, Maret 2006.
H. DIDI ADIWIJAYA, TOKOH MASYARAKAT TANGERANG